Amuk Biksu ke Junta Militer Myanmar Pecah

17 Maret 2021 19:40

GenPI.co - Biksu Myanmar kehilangan kesabaran. Kelompok biksu Buddha paling berpengaruh di Myanmar meminta junta militer mengakhiri kekerasan terhadap pengunjuk rasa. 

Kekerasan memang seperti tak pernah henti. Selalu saja ada korban. Amuk biksu pun tak terhankan lagi.

BACA JUGA: Zodiak Paling Santuy, Rezekinya Malah Ngebut Terus

Junta militer seperti tak terpengaruh. Media pemerintah di Myanmar melaporkan bahwa pihak berwenang telah menahan seorang pejabat dari Open Society Myanmar.

Ini adalah organisasi yang terafiliasi dengan Open Society Foundation. Open Society Foundation merupakan organisasi filantropi yang didirikan seorang miliarder George Soros. 

Pasukan keamanan Myanmar juga sedang mencari 11 karyawan Open Society Myanmar lainnya karena curiga bahwa kelompok tersebut memberikan dana kepada penentang kekuasaan militer.

Para biksu tingkat atas dari Komite Sahgha Maha Nayaka (Mahana) langsung bersikap keras.

Pasukan keamanan Myanmar dituduh telah menyiksa dan membunuh warga sipil tak berdosa. Hal itu diwartakan portal berita Myanmar Now, Rabu (17/3/2021).

Salah satu biksu anggota komite Mahana mengatakan, para biksu berencana merilis draf pernyataan tersebut pada Kamis (18/3/2021).

Pernyataan itu dibuat setelah berkonsultasi dengan Menteri Agama Myanmar. Para biksu di Myanmar memainkan peran penting dalam menegakkan demokrasi di Myanmar.

Melansir Channel News Asia, para biksu berada di garda terdepan dalam “Revolusi Saffron" pada 2007 melawan junta militer.

Revolusi tersebut membantu membuka jalan bagi reformasi demokrasi di Myanmar. Myanmar akhirnya kembali berada di dalam cengkeraman junta setelah kudeta militer pada 1 Februari.

Draf pernyataan tersebut menandakan keretakan hubungan antara para biksu, yang biasanya bekerja sama dengan pemerintah, dengan junta militer Myanmar.

BACA JUGA: Pekan Keberkahan 4 Zodiak, Hokinya Lagi Gas Pol!

Sejak militer mengambil alih kekuasaan dengan menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, gelombang demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar menjadi tak terbedung.

Hingga Selasa (16/3/2021), Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan bahwa lebih dari 180 demonstran tewas. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co