Serangan Maut Teroris, 200 Warga Kongo Tewas, Dunia Gemetaran

20 Maret 2021 18:58

GenPI.co - Sebanyak 200 orang telah tewas dan sekitar 40.000 mengungsi di Republik Demokratik Kongo sejak Januari dalam serangan yang dikaitkan dengan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIL (ISIS).

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa melaporkan adanya ppeningkatan yang mengkhawatirkan dalam serangan oleh Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), sebuah kelompok yang secara historis berada di Uganda di DRC timur sejak 1995.

BACA JUGA: Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 20 Warga Sipil, Bikin Miris

"Serangan yang dituduhkan pada ADF telah menewaskan hampir 200 orang, melukai puluhan lainnya, dan membuat sekitar 40.000 orang mengungsi di Wilayah Beni DRC di provinsi Kivu Utara serta desa-desa terdekat di provinsi Ituri,” kata juru bicara UNHCR, Babar Baloch dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (20/3/2021).

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa dalam waktu kurang dari tiga bulan, ADF juga diduga telah menggerebek 25 desa, membakar puluhan rumah dan menculik lebih dari 70 orang.

ADF memiliki reputasi sebagai yang paling berdarah dari 122 milisi yang melanda DRC timur. Itu menewaskan sekitar 465 orang tahun lalu.

Menurut Kivu Security Tracker (KST), sebuah LSM yang memantau kekerasan di timur DRC yang bermasalah, kelompok itu telah menewaskan lebih dari 1.200 warga sipil di daerah Beni saja sejak 2017.

Pembantaian semakin sering terjadi sejak tentara melancarkan serangan pada Oktober 2019, memaksa ADF untuk pecah menjadi unit-unit yang lebih kecil dan sangat bergerak, kata para ahli.

Baloch menyatakan lonjakan serangan terbaru tampaknya disebabkan oleh pembalasan oleh kelompok bersenjata, pencarian makanan dan obat-obatan mereka, dan tuduhan terhadap komunitas yang berbagi informasi tentang posisi ADF.

Badan PBB mengaku sangat prihatin terhadap mereka yang mengungsi, yang dikatakannya berisiko tinggi karena makanan dan obat-obatan, terutama dalam konteks wabah virus corona dan Ebola saat ini di wilayah tersebut.

Mereka yang terpaksa mengungsi sebulan terakhir ini telah melarikan diri ke kota Oicha, Beni dan Butembo.

BACA JUGA: Serangan Rudal Siluman Houthi Brutal, Langit Arab Saudi Bergetar

"Mayoritas adalah wanita dan anak-anak, karena pria tetap tinggal untuk melindungi properti, membuat diri mereka menghadapi risiko serangan lebih lanjut," imbuh Baloch.

Bahkan sebelum pengungsian massal baru-baru ini, sekitar 100.000 pengungsi internal sudah membutuhkan tempat berlindung dan perlindungan di Beni.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co