Sangar, Amukan Dokter ke Junta Militer Myanmar Bikin Ambyar

21 Maret 2021 21:48

GenPI.co - Para dokter dan petugas kesehatan di Mandalay Myanmar memulai demonstrasi anti-kudeta lainnya, melakukan pawai damai saat fajar dalam upaya untuk meminimalkan risiko konfrontasi dengan pasukan keamanan.

Dilansir Reuters, Minggu (21/3/2021), ratusan dokter dengan banyak dari mereka dengan jas putih, berbaris di jalan-jalan yang sepi pada hari Minggu, tepat saat langit mulai cerah.

BACA JUGA: Amuk Biksu ke Junta Militer Myanmar Pecah

"Kegagalan rezim militer, tujuan kami adalah tujuan kami," teriak mereka sambil berjalan di jalan-jalan besar Myanmar.

Unjuk rasa itu juga terjadi ketika Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok pemantau, mengatakan setidaknya 247 orang telah tewas selama protes nasional menentang perebutan kekuasaan militer pada 1 Februari.

Hampir semua yang tewas adalah korban penembakan dan, dalam banyak kasus, ditembak di kepala.

Korban tewas juga meningkat ketika pasukan keamanan menembaki sebuah kelompok yang mendirikan barikade di pusat kota Monywa, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai beberapa lainnya.
 
Di tengah kekerasan yang meningkat, rakyat Myanmar bertekad untuk menolak kembali ke pemerintahan militer yang telah memikirkan cara-cara baru untuk menunjukkan oposisi mereka.

Selain pawai fajar dokter, para insinyur di Mandalay mengadakan apa yang disebut sebagai 'pemogokan tanpa manusia', taktik yang semakin populer yang melibatkan antrean papan nama di jalan-jalan atau tempat umum lainnya sebagai perwakilan bagi pengunjuk rasa manusia.

Sementara itu, pengunjuk rasa di hampir 20 lokasi di seluruh negeri melakukan protes dari kota utama Yangon hingga komunitas kecil di Negara Bagian Kachin di utara dan kota paling selatan Kawthaung.

Para pengunjuk rasa di beberapa tempat diikuti oleh biksu Buddha yang memegang lilin, sementara beberapa orang menggunakan lilin untuk membuat bentuk salam protes tiga jari.

BACA JUGA: Dunia Internasional Keras, Militer Myanmar Bisa Dikirim ke Neraka

Juru bicara pemerintah militer tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, tetapi dia sebelumnya mengatakan pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.

Selain itu, negara-negara Barat telah berulang kali mengutuk kudeta dan kekerasan tersebut. Tetangga Asia, yang selama bertahun-tahun menghindari saling mengkritik, juga mulai mengecam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co