Merinding, 320 Warga Mati Ditembak Militer Myanmar, Dunia Gemetar

27 Maret 2021 18:20

GenPI.co - Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan sedikitnya 34 orang lagi tewas di Myanmar, dan menjadikan korban warga sipil yang meninggal dalam tindakan keras pasukan keamanan terhadap protes anti-kudeta menjadi 320 jiwa.

AAPP mengatakan telah mendokumentasikan kematian tambahan di seluruh Myanmar termasuk Yangon, kota terbesar dan daerah etnis minoritas di perbatasan negara itu.

BACA JUGA: Merinding, 15 Tewas & 400 Warga Bangladesh Hilang, Dunia Gemetar

Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu, organisasi tersebut mengatakan seorang anak berusia 16 tahun tewas setelah ditembak di punggung dan beberapa ambulans juga ditembakkan.

AAPP menerangkan jumlah sebenarnya dari mereka yang terbunuh kemungkinan besar jauh lebih tinggi.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari," demikian pernyataan AAPP, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/3/2021).

Bahkan, akibatnya tindakan keras militer telah menimbulkan kemarahan dan memicu beberapa sanksi dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat yang mengecam para jenderal atas kekerasan mereka setelah seorang gadis berusia 7 tahun tewas minggu ini, korban termuda dari tindakan keras tersebut.

“Tindakan yang menjijikkan dan brutal terhadap anak-anak ini, satu dari usia tujuh tahun yang ditembak dan dibunuh di rumahnya saat duduk di pangkuan ayahnya, lebih jauh menunjukkan sifat mengerikan dari serangan rezim militer Burma terhadap rakyatnya sendiri dan sama sekali tidak menghiraukannya untuk kehidupan rakyat Burma," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

Namun, militer menyangkal menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mengatakan bahwa tindakannya telah memenuhi norma internasional dalam menghadapi situasi yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasional.

Sementara itu, data AAPP menunjukkan sedikitnya 25 persen dari mereka yang tewas karena tembakan di kepala. Data lengkap tidak tersedia untuk setiap kematian.

BACA JUGA: 4 WNI Selamat dari Sandera Teroris Abu Sayyaf Group di Filipina

Sedangkan, hampir 90 persen korban tewas adalah laki-laki dan sekitar sepertiganya berusia 24 tahun ke bawah.

Save the Children menambahkan setidaknya 20 anak telah tewas dalam protes tersebut, yang menunjukkan sedikit tanda-tanda mereda meskipun peningkatan penggunaan gas air mata, peluru berlapis karet dan peluru tajam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co