Pak Jokowi Wajib Baca, Indonesia Jangan ke China atau Amerika

08 April 2021 19:40

GenPI.co - Ada pesan penuh makna yang dialamatkan ekonom senior Indef, Dradjad Hari Wibowo ke Presiden Jokowi. Isi pesannya sangat pas. Jokowi diminta jangan condong ke China atau Amerika.

Posisi tengah dinilai akan sangat menguntungkan Indonesia. Tidak ke China. Tidak juga memihak Amerika.

Jika miring ke Barat, China disebut bisa ngambek. Padahal, konflik Laut China Selatan itu dampaknya besar terhadap integritas wilayah NKRI. Termasuk, vaksinasi Indonesia juga salah satunya tergantung China.

BACA JUGA: Ternyata Tiap Weton Punya Kesaktian Masing-masing, Ini Buktinya

Karena itu, Dradjad meminta Indonesia harus tetap berada di tengah. Jangan sampai ada satu negara yang dominan terhadap berbagai bidang kepentingan Indonesia.

Indonesia sudah bagus bisa menjamin pasokan vaksin dari Sinovac. Namun, agar Indonesia tidak miring ke China, pengembangan vaksin Merah Putih wajib dipercepat.

Demikian juga dengan riset dan inovasi obat Covid-19. "Jangan undak-undik soal vaksin dan obat," ungkapnya.

Dalam hal perdagangan juga demikian. Menurut Dradjad, peranan China makin besar, sekitar dua kali lipat Amerika Serikat ataupun Jepang. Indonesia harus segera diversifikasi ekspor dan impor.

Dia menyarankan pemerintah untuk tidak miring ke China ataupun Barat. Kepentingan nasional Indonesia akan jauh lebih terjamin jika posisinya ada di tengah-tengah.

"Jangan miring ke Barat atau Amerika Serikat, jangan juga ke China," kata Dradjad, Rabu (7/4/2021).

Politik global saat ini dinilai sangat rumit dan kompleks. Banyak perkembangan yang membuat konstelasi antar negara blok makin rumit.

Ujungnya, setiap negara atau blok menempatkan kepentingan sendiri makin jauh di atas kepentingan pihak lain.

Contohnya adalah nasionalisme vaksin yang menimbulkan benturan keras antara Uni Eropa dan Inggris.

"Pemicunya adalah kegagalan AstraZeneca mencukupi pasokan vaksin Uni Eropa," katanya.

BACA JUGA: Weton Paling Sempurna! Nasib Baik, Hoki dan Rezeki, Semua Diambil

Kondisi ini bisa menimbulkan keuntungan bagi Indonesia, tapi juga bisa menjadi masalah serius. Jika tidak pandai-pandai menavigasi kapal.

Indonesia bisa dianggap sebagai satelit satu negara, entah AS, Barat, China, atau Rusia. Ini akan sangat merugikan kepentingan nasional.

"Jika miring ke China, Indonesia bisa dikerjai Barat. Rugi besar. Porsi dagang kita dengan Barat tinggi. Alutsista juga banyak dari Barat," kata Dradjad. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co