GenPI.co - Pemerintahan Joe Biden terus menantang perang kubu Xi Jinping. Armada militer Amerika datang ke Selat Taiwan. Sementara China terus menggelar latihan perang.
Lantas perang model bagaimana yang akan dipilih? Laut, udara dan senjata pembelah bumi dua negara sudah dalam keadaan siaga.
Semua siap merontokkan kekuatan lawan. Dalam konflik Taiwan, dua negara itu terlihat sama-sama siap mematikan kekuatan tempur lawan.
BACA JUGA: 3 Shio Mujur, Besok Nasibnya Dikelilingi Hoki
Amerika jelas tak mau mundur. Maklum. Paman Sam telah lama menjadi negara yang membekingi independensi Taiwan.
Meski pun mengakui One China Policy, Washington tetap panas saat Taiwan ditekan China.
China yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya jadi geram. Washington diperintahkan mundur.
Tapi di lapangan faktanya justru berkata lain. Amerika kian masif mengirimkan kapal perang canggihnya untuk mem-back up Taiwan.
Negeri yang dipimpin Xi Jinping itu pun mengeluarkan ultimatum keras. Semua upaya diplomasi Amerika ke Taiwan akan dibalas serangan perih.
Tapi Taiwan melawan. China dituding mengirimkan sinyal yang salah. Keinginan merdeka Taiwan dinilai tak bisa dihalangi Beijing.
"Kami dengan tegas menentang 'ancaman militer China. Taiwan akan terus memperkuat pasukan kemerdekaan," ujar Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan-China Ma Xiaoguang.
BACA JUGA: Rudal Kiamat Korut Siap Meluncur, Target Kim Jong Un Ternyata...
"Kemerdekaan Taiwan adalah jalan buntu dan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa mencoba menggunakan senjata untuk mencari kemerdekaan," tambahnya.
China marah. Latihan tempur udara digelar di wilayah kepulauan Taiwan. China pun tegas mengatakan bahwa itu merupakan latihan untuk persiapan perang.
Tercatat dalam latihan itu 25 pesawat angkatan udara China termasuk pesawat tempur dan pengebom berkemampuan nuklir memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News