Biden Tabuh Genderang Perang, Nyalinya Mendidih, Dunia Bergetar

18 April 2021 14:48

GenPI.co - Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di Gedung Putih pada hari Jumat (16/4/2021), dengan Suga menjadi pemimpin asing pertama yang dijamu oleh pemerintahan baru Amerika Serikat.

Pemerintahan Biden terus mengarahkan prioritas kebijakan luar negerinya ke sekutu Indo-Pasifik dan AS di sana.

BACA JUGA: Kim Tabuh Genderang Perang, Nyalinya Mendidih, Dunia Bergetar

“Kami berkomitmen untuk membela, memajukan nilai-nilai kami, termasuk hak asasi manusia dan supremasi hukum,” kata Presiden Biden dalam keterangannya, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (18/4/2021).

Menurutnya bahwa AS akan bekerja sama untuk membuktikan bahwa demokrasi masih dapat bersaing dan menang di abad ke-21.

"Kami juga melakukan pembicaraan serius tentang pengaruh China atas perdamaian dan kemakmuran Indo-Pasifik dan dunia pada umumnya,” jelasnya.

AS sepakat untuk menentang segala upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut Cina Timur dan Selatan.

Sebelum pertemuan tersebut, para pejabat Gedung Putih berharap untuk memenangkan perubahan retorika tentang China dan Taiwan dari Suga.

Para pemimpin AS dan Jepang terakhir kali merujuk ke Taiwan dalam pernyataan bersama pada 1969, ketika perdana menteri Jepang mengatakan pemeliharaan perdamaian dan keamanan di wilayah Taiwan penting untuk keamanannya sendiri.

AS juga berusaha untuk mengirim sinyal yang jelas bahwa tindakan China baru-baru ini di sekitar Taiwan adalah bertentangan dengan misi menjaga perdamaian dan stabilitas.

Kedua belah pihak telah menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan berbagi keprihatinan serius tentang hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang.

BACA JUGA: Biden Tabuh Genderang Perang, Nyali Kim Mendidih, Dunia Gemetar

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian memperingatkan Washington dan Tokyo untuk menghindari kata-kata dan tindakan yang mengganggu urusan dalam negeri China dan merugikan kepentingan China, serta menahan diri untuk tidak terlibat dalam pembentukan klik melawan China.

"China akan membuat tanggapan yang diperlukan sebagaimana mestinya," tegas Zhao.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co