Hoaks! Penyintas Covid-19 Miliki Imun Top Dibanding Vaksin

29 Juli 2021 12:41

GenPI.co - Sebuah tangkapan layar dari media sosial Twitter mengklaim vaksinasi tidak lebih baik dibanding imunitas yang didapat penyintas Covid-19.

Dalam bahas Inggris, pengunggah narasi di Twitter itu mengklaim ada data resmi yang membenarkan pendapatnya. Dia juga menyertakan sebuah tautan.

Berikut narasinya:

BACA JUGA:  Wajib Dibaca! Info Jakarta Lockdown Ternyata Hoax

Here’s the official data showing people with natural immunity do better than the double vaxxed:

Coronavirus (Covid-19) Infection Survey technical article: analysis of reinfections of Covid-19 – Office for National Statistics.

BACA JUGA:  Seruan Pemerintah: Mohon Waspada Berita Hoax Selama PPKM Darurat

(Ini adalah data resmi yang menunjukkan orang yang imunitas natural (infeksi alami) lebih baik daripada double vaksin.

Artikel teknis Survei Infeksi Coronavirus (Covid-19): analisis infeksi ulang Covid-19 – Kantor Statistik Nasional).

BACA JUGA:  Gubernur Papua Barat Dikabarkan Meninggal, Hermus Indou: Hoax

Namun, benarkah imunitas yang diperoleh penyintas Covid-19 lebih baik dibanding mereka yang divaksin?

Penjelasan:

Klaim tentang imunitas penyintas Covid-19 lebih baik dibanding vaksinasi Covid-19 merupakan pernyataan yang menyesatkan.

Melansir situs Alodokter, orang yang sudah sembuh dari Covid-19 memang memiliki antibodi alami yang mampu mengenali dan melawan virus Corona.

Tapi, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai berapa lama antibodi itu bisa melindungi tubuh.

Di sisi lain, ada kemungkinan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 bisa kembali terinfeksi. Oleh karena itu, penyintas Covid-19 juga perlu divaksin tapi dengan jeda waktu tertentu.

Seorang ahli virologi Sabra Klein, dalam wawancara dengan situs kampus kesehatan masyarakat John Hopkins, menyebut seorang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi yang bertahan sampai enam bulan.

Sementara, orang yang divaksin akan mendapat imunitas yang lebih kuat dan bertahan lama, yakni setahun bahkan bisa lebih lama.

Menurut Sabra, kekuatan imunitas itu terjadi karena vaksin seperti Pfizer dan Moderna dibuat dengan target meniru spike protein, antigen yang yang mudah dikenal dari virus Corona, sehingga antibodi tubuh akan lebih mudah mengenalinya.

Spike protein merupakan bagian virus berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan.

Spike protein berperan penting dalam infeksi virus, karena menjadi pintu masuk virus SARS-CoV ke dalam inangnya (sel manusia).

Vaksin akan membentuk antibodi tubuh, yang dapat menghancurkan spike protein, sehingga lebih efektif dalam membunuh virus.

Vaksin Covid-19 juga sudah memiliki kemampuan mendeteksi virus varian baru, yakni varian Delta.

Sedangkan penyintas Covid-19 meski sudah memiliki antibodi, belum tentu dapat mendeteksi dan melawan varian baru virus.

Mengutip Turnbackhoax.id mengenai laporan resmi yang ditautkan pengunggah narasi di Twitter, itu adalah laporan badan statistik di Inggris yang sama sekali tidak membuat perbandingan kekebalan antara orang yang divaksin dengan orang yang pernah terinfeksi Covid-19.

Fokus utama yang disampaikan dalam laporan tersebut menunjukkan orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang yang terinfeksi untuk kedua kalinya.

Laporan tersebut tidak membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co