GenPI.co - Di dunia digital, semua informasi mudah sekali dicari di mesin pencarian, seperti Google atau Bing.
Kamu pun pasti kerap mencari tahu hal-hal yang dialami di mesin pencarian, seperti saat merasa sakit atau tak enak badan.
Beberapa orang bahkan mencari tahu terkait gejala gangguan mental.
Jika pernah melakukan hal itu, berarti kamu telah melakukan self-diagnose atau mendiagnosis penyakit secara mandiri.
Psikolog dari aplikasi konseling Riliv, Prita Yulia Maharani, mengatakan bahwa banyak orang yang mencari tahu tentang gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya bahwa mereka sedang mengalaminya.
“Sebenarnya tak apa-apa cari tahu gejala gangguan mental di Google, tapi jangan lupa cek ulang dengan datangi psikolog atau psikiater,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (28/8).
Simak empat alasan berikut ini mengapa kamu sebaiknya tak melakukan self-diagnose.
1. Membuat panik
Self-diagnose bisa membuat kamu kepikiran dengan hal-hal buruk terkait hal yang dialami.
Pasalnya, manusia memiliki naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya.
2. Penyakit yang sebenarnya bisa terabaikan
Apa yang kamu baca dan percayai belum tentu gejala yang sebenarnya terjadi.
Bisa saja kamu yakin sedang mengalami anxiety disorder, tetapi sebenarnya penyakit itu adalah depresi mayor.
3. Memperparah kondisi
Self-diagnose justru dapat memperparah kondisi kesehatan mental. Sebab, self-diagnose dapat menyebabkan kamu panik dan stres.
Hal tersebut bahkan bisa menyebabkan kamu mendapatkan pengobatan yang salah.
4. Enggan konsultasi
Ketika sudah dapat informasi dari Google, kamu merasa tak perlu lagi mengunjungi tenaga profesional.
Sebab, kamu merasa sudah paham dengan kondisi yang dialami tanpa bantuan ahli.
Hal tersebut bisa membuatmu enggan dan tak percaya dengan psikolog atau psikiater, padahal tenaga ahli bisa membantu untuk menemukan langkah dari diagnosis itu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News