GenPI.co - Penanganan pada pasien kanker tak boleh salah kaprah. Efeknya bisa sangat fatal. Jika terjadi kesalahan tidak bisa diperbaiki pada terapi kedua.
Ketua Tim Penanganan Kanker Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dr. R Maman Abdurahman membuka semua tabirnya.
Salah satu penanganan kanker yang termasuk di dalamnya terapi disebut perlu dilakukan secara komprehensif.
Terapi pada awal yang diberikan oleh pasien kanker harus tepat. Jka terjadi kesalahan tidak bisa diperbaiki pada terapi kedua.
"Untuk itu pemerataan, pemberian informasi yang terbaik pada daerah diperlukan," kata Maman dalam diskusi daring, Kamis (2/12).
Agar pemberian informasi untuk tenaga kesehatan bisa dilakukan secara merata, perlu adanya program telementoring project extension for community health outcomes (ECHO).
Program tersebut didukung kementerian kesehatan, pusat kanker nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Roche Indonesia.
Program ini dihadirkan untuk mengurangi kesenjangan dan keterbatasan dalam menyediakan pelayanan pasien kanker di Indonesia.
“Sebab, pemberian informasi tekait kanker di Indonesia belum merata,” ucapnya.
Dia mengatakan, melalui Project ECHO, tenaga ahli di rumah sakit pengampu dapat memberikan pendampingan kepada tenaga ahli lainnya di rumah sakit di berbagai wilayah yang diampu (spoke) secara merata.
“Program ini mendekatkan ilmu pada masyarakat dan rekan-rekan sejawat dokter dan tenaga kesehatan di daerah dengan kapasitas yang terbatas sesuai dengan kemampuan,” bebernya.
Dia mengakui, tenaga kesehatan saat ini muali menguasai layanan digital mengikuti perkembangan zaman.
“Termasuk dalam melakukan telementoring memanfaatkan Project ECHO,” ucapnya.
Maman berharap dengan layanan tersebut, pemerataan layanan kesehatan dapat tercapai. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News