Begini Cara Proteksi Dalam dan Luar Demi Terhindar dari Penyakit Diabetes

14 November 2022 19:20

GenPI.co - Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan kasus diabetes tertinggi di dunia. 

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 bahwa ada sekitar 19,5 juta orang Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengidap diabetes di Indonesia.

Tingginya kasus diabetes tidak lepas dari kebiasaan mengonsumsi gula yang terus meningkat khususnya pada kalangan muda.

BACA JUGA:  3 Perbedaan Umum Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Hal ini disampaikan oleh Senior Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu, dalam keterangannya, Senin (14/11/2022).

Menurutny, prevalensi diabetes akan sulit ditekan jika masyarakat masih terus terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat.

BACA JUGA:  5 Manfaat Jus Asam Jawa Sungguh Luar Biasa, Bisa Untuk Penderita Diabetes

Dia menambahkan, kebiasaan minum dan makanan manis dalam jumlah banyak dan rutin dapat membuat tubuh mengalami resistensi insulin, yakni sel-sel tubuh tidak mampu menggunakan gula yang masuk ke dalam tubuh karena terjadi gangguan respon insulin atau dikenal dengan prediabetes.

Insulin sendiri berguna untuk membantu proses metabolisme gula darah.

BACA JUGA:  Tips Makan Makanan Manis Agar Kamu Tak Kena Diabetes

"Jika tidak segera diobati maka dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit diabetes dan penyakit komplikasi lainnya, seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, dan disfungsi ereksi karena diabetes adalah 'induk' dari segala penyakit degeneratif," kata dr. Fridolin.

Dia mencontohkan, dalam satu gelas es kopi susu kekinian ternyata ada yang mengandung 25 sendok teh gula per sajian (sugars per serving) atau setara dengan 400 kalori.

Padahal jumlah gula yang boleh dikonsumsi idealnya 10% dari kebutuhan energi total.

"Contohnya, jika kebutuhan kalori 1.500 kalori berarti asupan gula maksimal adalah 150 kalori," ungkapnya.

Dr. Fridolin juga menyarankan pilihlah asupan rendah gula begitu juga dengan karbohidrat agar jangan melebihi kebutuhan harian.

"Boleh saja makan yang manis tapi kurangi porsi dan durasi konsumsinya hingga nanti terbiasa memesan minuman kekinian tanpa gula," tegas dia.

Saran lainnya agar terhindar dari risiko penyakit diabetes maka lakukan olahraga atau latihan fisik secara rutin.

Latihan beban sangat baik karena  otot akan membakar gula dan meningkatkan kerja insulin.

Selain itu, rutin berolahraga dapat menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan kesehatan mental, dan menjaga suasana hati juga mengurangi risiko stres.

Kemudian, terapkan pola hidup sehat dengan walau menjalankan hidup sehat tidak mudah tapi akan terbiasa bila dilatih.

"Pola hidup sehat berkaitan dengan makanan dan minuman bergizi dan seimbang yang kita konsumsi, cukup istirahat dan tidur teratur, pengelolaan stres dan berpikir positif, serta secara perlahan hentikan kebiasaan merokok, soda, dan alkohol," jelas dia.

Periksa juga kadar gula darah secara berkala untuk memonitor kadar gula darah sebagai upaya deteksi dini penyakit diabetes.

Bagi yang kondisi tubuhnya sehat dan tidak berisiko tinggi terhadap diabetes dapat melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali, sedangkan yang memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau memiliki riwayat keluarga penderita diabetes, mengalami obesitas, serta berusia 40 tahun ke atas sebaiknya tes gula darah lebih sering sesuai petunjuk dokter.

Dia memaparkan mengurangi konsumsi asupan yang manis dan menjalankan pola hidup sehat adalah bentuk proteksi dari dalam agar terhindar dari masalah kesehatan yang bisa menggerus harapan hidup.

Tubuh yang sehat akan memampukan kita beraktivitas, bersekolah dan bekerja demi mencapai kesejahteraan.

Namun, perlu juga pertimbangkan proteksi dari luar karena pertambahan usia tidak dapat dihindari, artinya, kondisi tubuh nantinya akan semakin rentan.

Demikian juga lingkungan yang semakin buruk dapat membuat tubuh terpapar polusi dan rentan terinfeksi virus, jamur, atau bakteri.

Proteksi dari luar dapat dilakukan dengan berasuransi untuk menghindari tergerusnya tabungan dan aset akibat biaya yang besar untuk pengobatan medis.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co