Jenis Gula Paling Baik untuk Penderita Diabetes, Jangan Salah Pilih

27 November 2022 10:30

GenPI.co - Praktisi Kesehatan dr. Zaidul Akbar mengungkapkan jenis gula yang baik untuk dikonsumsi dan memiliki manfaat untuk kesehatan.

Hal tersebut diungkapkan penggagas kesehatan ala Rasulullah SAW itu dalam keterangan yang dilansir dari kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, Minggu (27/11/2022).

Dr. Zaidul Akbar menjelaskan jenis gula yang baik untuk dikonsumsi, yakni air tebu.

BACA JUGA:  Khasiat Suplemen Neurobion Forte Pink Memang Ampuh, Ini Dosisnya

Menurut dr. Zaidul Akbar, perbandingan antara gula pasir dan air tebu ada dalam perbedaan isi atau kandungannya.

Hal ini karena air tebu menurut dr. Zaidul Akbar memiliki kandungan kompleks yang tidak dimiliki gula pasir.

BACA JUGA:  Manfaat Daun Salam Dahsyat Menurut dr. Zaidul Akbar, Bikin Diabetes Rontok

Pasalnya, gula pasir hanya mengandung glukosa, dengan kata lain karbohidrat sederhana dalam bentuk kristal sukrosa padat.

"Gula tersebut memberikan efek rasa manis jika ditambahkan pada makanan atau minuman," kata dr. Zaidul Akbar.

BACA JUGA:  6 Manfaat Makan Biji Pepaya, Nomor 3 Bikin Pria Seperti ini

Dr. Zaidul Akbar menjelaskan pada air tebu ada gula, tapi tak hanya itu, ada kandungan lainnya meliputi vitamin, mineral, dan enzim.

"Ada berbagai nutrisi kompleks yang ada pada tebu, begitu dilakukan pengolahan menjadi gula pasir terlebih yang sudah diputihkan, maka yang tersisa hanya gula atau karbohidrat sederhana," ungkap dr. Zaidul Akbar.

Namun, meski mengandung banyak vitamin atau senyawa yang baik bagi tubuh, meminum air tebu setiap hari tidak disarankan karena gula atau karbohidratnya cukup tinggi.

"Berlaku untuk gula aren, gula kelapa, dan gula singkong yang juga masih bisa untuk dikonsumsi dan berbeda atau masih lebih baik daripada gula pasir," jelas dr. Zaidul Akbar.

Menurut dr. Zaidul Akbar, mengonsumsi gula kompleks boleh dilakukan sesekali.

Meski begitu, dr. Zaidul Akbar mengimbau untuk membatasi gula atau karbohidrat yang masuk apa pun bentuknya, agar tubuh tidak terbiasa dengan hal itu.

"Minum teh, kopinya pahit saja, cara agar menjadi manis maka diselingi makan kurma. Karena kurma isinya karbohidrat, 75 persen kandungan kurma adalah gula," beber dr. Zaidul Akbar.

"Makan kurma boleh, tapi jika dikonsumsi sehari dalam jumlah yang sangat banyak juga bisa berbahaya untuk tubuh," sambungnya.

Menurut dr. Zaidul Akbar, Allah pun memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi sesuatu.

"Mengenai dosis perlu memakai konsep keimanan, ya sewajarnya saja misalnya minum madu 3-5 sendok makan sehari, kurma misalnya tujuh butir sehari sesuai contoh Nabi Muhammad SAW," ungkap dr. Zaidul Akbar.

Pasalnya, kata dr. Zaidul Akbar, dalam Islam, konsep makan bukan makan untuk kenyang, tetapi makan itu dalam rangka memberikan hak tubuh untuk beribadah.

"Sesuai kata Nabi SAW, perut dibagi sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk udara, jadi sebaiknya orang Islam tidak makan untuk kenyang," jelas dr. Zaidul Akbar.

Sementara itu, bagi penderita diabetes yang ingin minum minuman manis bisa mengganti minumannya yang tadinya menambahkan gula pasir, diganti dengan madu alami.

"Pedoman pertama, jika kita bertemu produk-produk yang disebutkan dalam Al-Quran dan hadit Nabi Muhammad SAW, biasanya harus ada kekuatan dan keyakinan dalam diri kita ada keberkahan dan manfaat dalam produk itu dalam konteks ini adalah madu," beber dr. Zaidul Akbar.

Menurut dr. Zaidul Akbar, dalam Al-Quran Surah An-Nahl Allah SWT mengatakan di dalam madu terdapat kesembuhan.

Selain itu, pada hadis Nabi Muhammad SAW turut berbunyi untuk mencapai kesembuhan salah satunya dengan madu.

"Dari situ kan ada janji, keberkahan, kebaikan yang Allah janjikan kepada kita yang mengonsumsi madu, maka ketika kita meniatkan untuk mengonsumsi itu, kembalikan kepada janji-janji yang Allah dan Nabi Muhammad SAW berikan kepada kita, yakni mohon kesembuhan, yang dipanjatkan kepada Allah," jelas dr. Zaidul Akbar.

Sesuai penelitian dan literasi, madu mengandung gula cukup tinggi, karena itu dilakukan pembatasan konsumsi bagi pasien diabetes.

"Kalau ditanya berapa banyak, saya tidak tahu jumlahnya berapa, tapi lebih baik Anda yang merasakan sendiri, biasanya kalau saya menyarankan mulai dari satu sendok per hari," kata dr. Zaidul Akbar.

Satu sendok dibagi dalam tiga dosis bisa tiga sendok teh, tetapi tetap disertai cek gula darah.

"Namun, jika tubuhnya tidak memberikan respons lemas atau apapun saat gula naik maka tidak masalah, sehingga bisa dicoba sedikit demi sedikit," kata dr. Zaidul Akbar.

Agar tidak terlalu berat diserap dalam tubuh, madu bisa dicampur dengan air putih.

Menurut dr. Zaidul Akbar, hal ini dapat membuat madu lebih cepat terserap dalam tubuh dengan kadar gula yang tidak terlalu tinggi karena sudah larut dalam air. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co