Jangan Salah, 5 Makanan Sehat ini Ternyata Bisa Beracun dan Berbahaya

06 Januari 2023 10:00

GenPI.co - Healthy vlogger dr. Ema Surya Pertiwi membeberkan beberapa makanan sehat yang ternyata bisa menyebabkan keracunan hingga kematian jika salah proses atau caranya.

Hal tersebut diungkapkan dr. Ema Surya Pertiwi dalam keterangan yang dikutip dari kanal YouTube Emasuperr pada Jumat (6/1/2023).

"Ternyata, ada makanan yang sering banget kita konsumsi. Tapi, jika salah prosesnya itu bia menyebabkan keracunan bahkan kematian.

BACA JUGA:  Herbal dr. Zaidul Akbar Manfaatnya Cespleng, Bikin Kolesterol, Asam Urat, Darah Tinggi Rontok

Berikut 7 makanan yang ternyata bisa membahayakan kesehatan jika salah prosesnya menurut dr. Ema Surya Pertiwi:

1. Belimbing

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, jenis belimbing biasa atau belimbing wuluh itu merupakan buah yang sebenarnya aman dikonsumsi oleh orang-orang sehat.

BACA JUGA:  Manfaat Minuman Herbal ini Dahsyat, Bikin Darah Tinggi Langsung Ambrol

"Ternyata, bagi orang-orang yang punya masalah pada ginjal itu bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal," kata dr. Ema Surya Pertiwi.

Pasalnya, belimbing memiliki kandungan neurotoxin yang bagi orang sehat itu bisa keluar sendiri.

BACA JUGA:  Manfaat Mandi Pagi Ternyata Dahsyat, Bikin Jantung Sehat

Namun, untuk penderita gangguan ginjal, neurotoxin tersebut tidak bisa dikeluarkan dan akan mengendap di ginjal, yang menyebabkan kerusakan lebih parah.

Gejala seseorang yang mengalami keracunan belimbing di antaranya, cegukan, kebingungan, tidak sadarkan diri, kejang hingga kematian.

2. Singkong

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, singkong mentah ternyata mengandung sianida yang beracun dan tidak aman untuk dikonsumsi.

"Apalagi, jika proses memasaknya salah, sianida tersebut bisa masih ada dalam singkong, yang akhirnya bisa meracuni orang yang makan singkong bersianida," jelas dr. Ema Surya Pertiwi.

dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan, biasanya singkong yang masih mengandung sianida itu terasa pahit.

"Jika singkong memiliki rasa pahit saat dikonsumsi, bisa jadi singkong tersebut masih mengandung sianida, jadi jangan dimakan," ujar dr. Ema Surya Pertiwi.

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, cara menghilangkan sianida di dalam singkong, yaitu kupas kulit singkong, potong singkong kecil-kecil, cuci dengan air mengalir dan rendam singkong semalaman.

"Proses perendaman ini berfungsi untuk menurunkan kadar sianida pada singkong. Menurut CDC itu diperlukan perendaman sekitar 3 sampai 4 hari agar sianida benar-benar hilang," kata dr. Ema Surya Pertiwi.

3. Apel

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, biji apel itu mengandung amigdaline. Jadi, saat dimetabolisme dalam sistem pencernaan dapat terdegradasi menjadi hidrogen sianida atau HCN yang sangat beracun.

"Untungnya, ada beberapa hal yang bikin biji apel tudak terlalu berbahaya. Pertama, amigdaline hanya dapat diproses jika bijinya telah dihancurkan atau dikunyah," jelas dr. Ema Surya Pertiwi.

"Jadi kalau menelan biji apel yang masih utuh, masih aman dan tidak akan keracunan sianida," sambungnya.

Kedua, tubuh manusia dapat memproses HCN dalam dosis yang kecil. Sehingga, 3-4 biji apel dalam satu buah apel tidak terlalu berbahaya pada tubuh manusia.

4. Tomat Hijau

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, tomat hijau mengandung konsentrasi alkaloid solanin yang disebut tomatin.

"Keracunan tomatin ini bisa menyebabkan seseorang mengalami pusing, sulit bernapas, sakit perut, hingga diare," kata dr. Ema Surya Pertiwi.

"Jika tomat hijau dikonsumsi dalam jumlah yang banyak, tomatin dalam tomat hijau ini bisa menyebabkan terjadi kerusakan sistem saraf pada otak, kram dan kelumpuhan pada otot," sambungnya.

dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan, bahwa pada tomat matang kadar solanin ini mulai menurun dengan drastis, sehingga tidak menyebabkan keracunan pada tubuh

"Jadi, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi tomat hijau. Apalagi, kalau tomatnya masih pahit. Sebab, itu mengandung tinggi solanin yang bisa menyebabkan keracunan pada tubuh," kata dr. Ema Surya Pertiwi.

5. Kentang

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, kentang yang warnanya hijau. Sebab, ketika kentang disimpan di tempat yang terang dan hangat, itu dapat menyebabkan kentang mulai mengeluarkan warna hijau.

"Itu produksi klorofil yang meningkat dan terlihat pada kulitnya. Sebenarnya klorofil itu tidak berbahaya. Namun, kehadiran klorofil ini dapat meningkatkan produksi glicoalcaloid yang dikenal sebagai solanin juga. Solanin pada kentang hijau ini adalah pertahanan diri pada kentang agar terhindar dari hewan-hewan yang ingin makan kentang," beber dr. Ema Surya Pertiwi.

dr. Ema Surya Pertiwi menyebutkan, solanin pada kentang hijau itu dapat menyebabkan mual, sakit kepala, bahkan keracunan saraf dan kelumpuhan, serta kematian pada manusia yang tidak sengaja mengonsumsi kentang hijau. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co