GenPI.co - Keju dianggap makanan yang jahat karena mengandung banyak lemak jenuh, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa keju memiliki efek positif pada kesehatan jantung, usus, kognitif, dan dapat melindungi terhadap diabetes tipe 2.
Dilansir Daily Mail, salah satu penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa rutin mengonsumsi keju dikaitkan dengan kesehatan otak yang lebih baik pada orang lanjut usia.
Para peneliti di Jepang menganalisis pola makan lebih dari 1.500 orang berusia di atas 65 tahun.
Mereka yang melaporkan makan keju secara teratur (jenis apa pun dan apa pun antara sekali seminggu hingga setiap hari) mendapat skor lebih baik dalam tes kognitif dan memiliki risiko demensia lebih rendah.
Hal itu dibandingkan dengan mereka yang berusia di atas 65 tahun dan tidak mengkonsumsi keju sama sekali.
Keju berkalsium tinggi menyebabkan penurunan kolesterol LDL yang lebih besar.
Keju berkalsium tinggi termasuk keju putih matang, keras seperti cheddar dan parmesan, ricotta adalah keju rendah kalsium.
Salah satu penjelasannya, menurut Dr Oliver Guttmann, konsultan ahli jantung di Rumah Sakit St Bartholomew dan Rumah Sakit Wellington di London, komponen dalam keju yang dikenal sebagai sphingolipid dapat mengurangi penyerapan kolesterol dari usus.
"Ada teori yang mengatakan bahwa kita mendapatkan banyak manfaat dari keju, seperti mikroba dan nutrisi yang bermanfaat, namun keju juga bisa menghambat penyerapan unsur-unsur tidak sehat di dalamnya," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News