GenPI.co - Mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak telah lama diketahui meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas karena kelebihan kalori.
Dilansir Daily Mail, kini para peneliti percaya bahwa gula yang paling populer dalam makanan menyebabkan perubahan biologis dalam tubuh manusia yang membuatnya secara fisik lebih mudah menjadi gemuk dan lebih sulit menurunkan berat badan.
Sirup jagung fruktosa tinggi digunakan dalam banyak produk makanan, bahkan produk yang dianggap sehat termasuk protein batangan, roti gandum, dan sereal.
Sebuah analisis baru terhadap penelitian sebelumnya menemukan bahwa hal itu memangkas kadar hormon kenyang, menghentikan tubuh menggunakan simpanan lemak untuk energi, dan memperlambat metabolisme, sehingga mempersulit tubuh untuk membakar energi dari makanan.
Temuan ini menantang keyakinan lama bahwa satu-satunya penyebab obesitas adalah makan berlebihan dan mengeluarkan sedikit energi, sehingga menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.
Fruktosa secara alami ditemukan dalam buah-buahan, tetapi jenis yang paling umum dikonsumsi di Amerika Serikat diambil dari jagung, tanpa nutrisi penting dan serat, lalu diubah menjadi sirup jagung fruktosa tinggi.
Hal ini ditemukan dalam ribuan produk makanan sehari-hari mulai dari roti dan protein batangan hingga permen dan telah lama dikaitkan dengan diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Para ilmuwan telah menemukan sirup fruktosa olahan memiliki banyak efek pada tubuh yang membuatnya lebih mungkin menyebabkan obesitas dibandingkan jenis gula dan bahan tambahan makanan lainnya.
Di AS, sirup jagung fruktosa tinggi ditemukan pada ribuan produk mulai dari roti dan protein batangan hingga permen.
Pemerintah AS telah memberikan subsidi kepada petani setidaknya sejak tahun 1990-an untuk menanam produk yang dapat dijadikan makanan cepat saji.
Subsidi membantu menekan harga, sehingga produsen makanan dapat membuat makanan olahan dengan biaya yang lebih hemat sehingga berkontribusi terhadap meningkatnya angka obesitas di AS, yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara kaya lainnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News