Kanker Bisa Dideteksi Lebih Dini dan Akurat Lewat Teknologi Nuklir

15 Februari 2025 00:00

GenPI.co - Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI) Yustia Tuti mengatakan bahwa teknologi nuklir dapat mendeteksi kanker lebih dini dan akurat.

"Salah satu penerapan teknologi nuklir di bidang kesehatan ialah penggunaan radiofarmaka untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengobati penyakit, terutama kanker," ucap Yustia Tuti dari rilis yang diterima GenPI.co, Jumat (14/2).

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yang menyadari betapa besarnya manfaat teknologi nuklir untuk kesehatan, langsung membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka.

BACA JUGA:  AS Yakin Israel Dijamin Tidak Akan Menyerang Situs Nuklir atau Minyak Iran

Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan komitmen Kalbe menghadapi tantangan kanker, penyebab kematian kedua tertinggi di dunia setelah penyakit jantung.

Fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka dari Kalbe nantinya akan mendukung deteksi dini dan pengobatan kanker yang lebih efektif lewat teknologi nuklir.

BACA JUGA:  Putin Luncurkan Latihan Militer Nuklir Rusia yang Mensimulasikan Serangan Balasan

Yustia menjelaskan bahwa radiofarmaka merupakan senyawa kimia dengan inti atom radioaktif yang digunakan untuk melakukan diagnosis dan pengobatan kanker.

Radiofarmaka digunakan pada teknologi canggih seperti Positron Emission Tomography (PET Scan) dan Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

BACA JUGA:  Militer Korea Selatan Sebut Korea Utara Siap Melakukan Uji Coba Nuklir dan ICBM

Salah satu radiofarmaka yang paling umum digunakan pada PET Scan ialah F18-Fluorodeoxyglucose (FDG), analog glukosa yang mengandung isotop radioaktif Fluor-18.

Sel kanker yang memiliki metabolisme tinggi menyerap FDG lebih banyak dibandingkan sel normal. Hal itu memungkinkan PET Scan mendeteksi keberadaan dan penyebaran kanker secara akurat.

"Prosedur ini aman karena dilakukan dengan dosis radiasi terukur dan mengikuti prinsip-prinsip keselamatan pasien," imbuh Yustia.

Kalbe menilai deteksi dini kanker menjadi kunci untuk meningkatkan peluang keberhasilan terapi.

Selain itu, Kalbe juga melihat teknologi nuklir hadir sebagai solusi medis yang inovatif di era modern saat ini.

Sayangnya, perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju di Asia.

Oleh sebab itu, Kalbe menunjukkan komitmennya dengan membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka, khususnya F18-FDG.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan berkualitas.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co