Jika Koalisi Poros Islam Terbentuk, Pilpres 2024 Bakal Keruh

22 April 2021 07:50

GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo blak-blakan menilai banyak nama yang berpotensi diusung Koalisi Poros Partai Islam di Pilpres 2024.

Namun, Kunto Adi Wibowo membeberkan hal tersebut bisa terjadi jika poros itu terbentuk.

BACA JUGA: Pernyataan Kapolri Listyo Sigit Bikin Kaget, Kasus 6 Laskar FPI

"Kalau tentang Poros Islam menurut saya ada banyak nama yang berpotensi muncul," jelas Kunto Adi Wibowo dalam keterangannya, Rabu (21/4).

Menurut Kunto Adi, yang berpotensi seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa .

"Belum lagi kalau memang Amien Rais juga masih mau, ya mungkin bisa. Nah, ada banyak nama ini yang dari partainya sendiri yang juga menurut saya bisa jadi calon presiden di 2024," ungkap Kunto Adi Wibowo.

Menjadi menarik jika Poros Partai Islam itu mengambil elemen masyarakat yang lain untuk kemudian bergabung atau didorong menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. 

BACA JUGA: Keterangan Saksi Bikin Habib Rizieq Terpojok, Pakar: Tak Pantas..

Bahkan, bisa juga Poros Partai Islam itu bergabung dengan kekuatan oposisi yang lain. 

"Misalnya seperti Gatot Nurmantyo atau bahkan yang di luar pemerintahan sama sekali Abraham Samad atau kemudian Sudirman Said itu berpasangan dengan ketua-ketua partai di poros Islam ini," kata Kunto Adi Wibowo.

Wacana partai-partai Islam bergabung dalam satu poros untuk menghadapi Pilpres 2024 muncul belakangan ini. 

Wacana itu muncul setelah pertemuan PPP dan PKS beberapa hari lalu.

Merespons koalisi poros partai Islam, mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai koalisi poros Islam akan membuat keruh situasi politik 2024.

Menurut Ferdinand Hutahaean, dengan adanya koalisi tersebut justru banyak dimanfaatkan untuk menggunakan politik dengan membawa-bawa unsur agama di dalamnya.

"Kondisi saat ini seharusnya menjauhkan keadaan dari politik identitas, permainan agama yang dicampurkan dengan politik," jelas Ferdinand Hutahaean kepada GenPI.co, Rabu (21/4).

Ferdinand Hutahaean tersebut memberikan alasan untuk memperkuat opininya, bahwa saat ini sudah banyak tokoh elite yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politik.

Menurut Ferdinand Hutahaean, menilai hal tersebut sebuah hal yang menyesatkan.

"Membawa-bawa agama dalam politik justru yang akan merusak demokrasi," kata Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean menyarankan, siapa pun yang berniat berkuasa dengan membawa agama dalam ranah politik sebaiknya berhenti, karena hal tersebut hanya memicu konflik.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co