Rocky Gerung Bongkar Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Bikin Jokowi

27 April 2021 07:20

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung mendadak turut menyoroti perihal gugurnya 53 kru KRI Nanggala 402 di kedalaman 838 meter perairan Bali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rocky Gerung dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.

BACA JUGA: Pengakuan Jozeph Paul Zhang Mengejutkan, FPI Bikin Nyalinya Ciut

Rocky Gerung membeberkan, bahwa KRI Nanggala 402 merupakan salah satu teknologi tinggi milik Indonesia yang diperlukan kecermatan dalam mengendalikannya.

"Ketika kita masuk ke dalam kapal selam (KRI Nanggala 402), maka kapal selam lah yang mengendalikan kita. Tetapi sistem teknologi itu langsung menyatu dengan kita untuk menjalankan sebuah pekerjaan," jelas Rocky Gerung, Senin (26/4).

Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia ini menilai, hubungan antara manusia dan teknologi itu tergolong ke dalam simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling memberikan keuntungan antar kedua belah pihak.

Begitupun dengan hubungan antara kru KRI Nanggala 402 dengan teknologi di dalamnya.

BACA JUGA: Habib Rizieq Mengakui Fakta Mengejutkan, Pakar Hukum Top Kaget

"Teknologi membutuhkan manusia untuk digerakkan manusia dan manusia membutuhkan teknologi untuk mencapai sebuah maksud," ungkapnya.

Menurut Rocky Gerung, insiden tenggelamnya KRI Nanggala 402 kini telah menjadi sorotan dunia internasional.

Rocky Gerung mengungkapkan, kapal selam itu identik dengan yang namanya misi rahasia dan bahkan kalau bisa kapal selam itu tidak boleh terdeteksi oleh sistem informasi negara lain.

Oleh sebab itu, Rocky Gerung menilai, tenggelamnya KRI Nanggala 402 harus menjadi bahan evaluasi dari potensi persaingan dengan negara-negara di satu kawasan.

"Pasti ada bantahan soal KRI Nanggala 402 itu kapal tua, yang penting adalah operasionalnya dan pemeliharaannya," jelas Rocky Gerung.

Rocky Gerung mengungkapkan, bantahan tersebut didasari dengan besarnya anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk KRI Nanggala 402.

Pengamat politik ini pun menjelaskan pemerintah di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menerus memamerkan panjangnya jalan tol.

Maka dari itu, Rocky Gerung menyebut, kesulitan utama rezim Jokowi adalah memperbaharui teknologi. Menurutnya, hal tersebut harus didahulukan Presiden Jokowi.

"Perbaharui kapalnya, bukan malah pamer jalan tol," tegasnya.

Menurutnya, jika Presiden Jokowi tidak memperbaharui kapal tersebut, maka hal tersebut dapat membuat intelijen asing mencium adanya titik lemah pada sistem intelijen Indonesia.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co