GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung turut menyampaikan pendapatnya terkait materi tes wawancara para calon pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lebih mirip screening ideologi.
Menurut dia, tes tersebut justru tidak mengevaluasi kemampuan seseorang untuk membayangkan simulasi pengusutan kasus korupsi yang kompleks.
BACA JUGA: Rocky Gerung: Reshuffle Kabinet Tak Penting, Mending Bahas Capres
“Seharusnya yang dites adalah soal profesi. Kalau masih dites soal kewarganegaraan, buat apa dikasih KTP Indonesia?” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (4/5/2021).
Rocky mengatakan bahwa masyarakat yang memiliki KTP adalah warga negara Indonesia, sehingga pengetahuan mereka tentang Pancasila sudah sama.
“Sebenarnya, yang diperlukan itu adalah kualifikasi khusus, yaitu keahlian seseorang dalam menguber koruptor,” katanya.
Filsuf itu menilai bahwa Indonesia saat ini kembali pada sistem pengendalian ideologi lewat hafalan butir-butir Pancasila.
“Lalu, buat apa kita bernegara kalau sistemnya seperti itu? Kalau masih SMA diajarkan sejarah begitu, ya, tidak apa. Ini orang sudah selesai pembelajarannya, masih ditanya hal-hal yang ajaib,” ungkapnya.
Rocky memaparkan bahwa ada kemungkinan para peserta tes calon pegawai KPK bisa saja berbohong dalam menjawab pertanyaan terkait dengan ideologi.
“Dari pertanyaannya, sudah terlihat jelas arahnya ke mana. Jadi, bisa saja mereka berbohong. Bisa saja dia anggota dan simpatisan partai komunis, tapi tetap jawab sesuai dengan arah pertanyaannya,” paparnya.
Akademisi itu pun menuturkan bahwa KPK sering dicurigai sebagai sarang simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
BACA JUGA: Lantang, Rocky Gerung Bicara Ketidakadilan: Lepaskan Syahganda!
“Kalau seperti itu, dites ulang saja para pegawai KPK, mulai dari ketuanya itu. Tanyakan apakah mereka benar paham tentang sejarah Indonesia,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News