SBY Disebut Bapak Bansos, Demokrat Serang Balik Anak Buah Mega

29 Mei 2021 16:20

GenPI.co - Pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai bapak bansos direspons Demokrat. Ada serangan balik yang ditujukan ke anak buah Megawati itu.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, soal peluang Prabowo diusung PDIP di Pilpres 2024.

Diketahui, hal itu terkait dengan Perjanjian Batu Tulis di antara kedua partai tersebut pada Pilpres 2009.

BACA JUGA:  Makin Panas, Demokrat Juga Ogah Koalisi dengan PDIP

"Prasasti Batu Tulis yang dimaksud dalam konteks politik, Prabowo dan Megawati, ya pemilu itu sudah selesai di 2009," kata Hasto dalam webinar yang digelar lembaga Para Syndicate di Jakarta, Jumat (28/5).

Itu artinya, syarat menjalankan pemerintahan bersama ketika menang pemilu terbukti tidak bisa diwujudkan.

BACA JUGA:  Marzuki Alie Blak-blakan, Bongkar 4 Kezaliman Era SBY

Tanggapan Hasto soal Pemilu 2009 justru berlanjut soal gugatan kemenangan Partai Demokrat (PD) yang dipimpin SBY pada 2004 dan 2009.

Menurut Hasto kemenangan SBY kala itu dianggap penuh manipulasi.

BACA JUGA:  Mohon Jangan Emosi, Ganjar Bisa Menang Seperti SBY dan Jokowi

"Saya mendengar dari internal Demokrat sendiri terkait kecurangan Pemilu 2004 dan 2009," ungkap Hasto.

Di 2009 Hasto jadi saksi manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) itu dilakukan.

"Bagaimana politik bansos itu dilakukan sehingga ada pihak yang menjuluki Pak SBY itu Bapak Bansos Indonesia," tambahnya. 

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani angkat bicara terkait pernyataan tadi.

Dia menilai ucapan Hasto sebagai kekecewaan lantaran kalah dalam perhelatan pemilu 2009 lalu.

"Terkait dengan upaya pendiskreditan Hasto terhadap Pak SBY yang dijuluki sebagai Bapak Bansos kami pandang sebagai ekspresi kekecewaan," katanya, Sabtu (29/5).

Kekecewaan itu muncul lantaran pada masa itu dua kali berturut-turut kalah dalam Pemilu berhadapan dengan SBY.

"Pak SBY pada masa itu sangat tepat dengan memberi program Bansos dan BLT," bebernya.

Itu disebut untuk menjaga daya beli masyarakat yang kala itu terjadi krisis ekonomi global pada 2008.

"Dan sebagai kompensasi atas kenaikan BBM sehingga perekonomian nasional tetap terjaga dan terus tumbuh," ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co