GenPI.co - Pengamat politik Usep Suhud menilai kritik BEM UI terkadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak pantas.
Menurutnya, menyematkan mahkota di dalam foto presiden seolah menyindir Jokowi seperti seorang raja yang haus akan kekuasaan.
“Hal ini bisa saja sebagai respons tentang usulan Jokowi untuk menjabat jadi presiden lebih dari dua kali masa jabatan,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (29/6).
Kendati demikian, menurut Usep, Jokowi akan taat pada konstitusi dan tidak mau menjabat lagi.
“Tanpa simbol mahkota pun, kita tahu bahwa Jokowi adalah presiden. Jadi, penggunaan simbol mahkota ini tidak tepat,” tuturnya.
Alumni Universitas Indonesia ini juga mengatakan bahwa BEM UI tidak paham bahasa tanda atau semiotika dalam bidang ilmu komunikasi.
“Ini menujukkan bahwa si pembuat tidak paham bahasa tanda dan kaitannya dengan apa yang ingin mereka propagandakan,” katanya.
Oleh sebab itu, Wakil Dekan Bidang Akademik Universitas Negeri Jakarta ini menilai bahwa pihak BEM UI dapat dianggap melecehkan simbol negara.
“Presiden adalah simbol negara. Siapa pun presidennya, melecehkan simbol negara dapat saja ditindak oleh aparat,” tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News