GenPI.co - Sinergitas TNI dan Polri menjadi salah satu garda terdepan dalam menangani terorisme di Indonesia.
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai kedua institusi tersebut tidak harus turun bersama.
Misalnya, kata Harits, kasus terorisme di Poso yang melibatkan TNI-Polri belum maksimal.
Menurut dia, ada beberapa situasi yang mana tidak bisa ditangani Polri.
"Ya, ada sikon tertentu yang bukan kapasitas Polri untuk tangani, misal perang gerilya di hutan," ucap Harits kepada GenPI.co, Kamis (1/7/2021).
Harits lantas menjelaskan bahwa situasi tersebut merupakan ranah TNI.
Namun, sejauh ini dalam kasus terorisme, posisi TNI hanya tenaga pembantu.
"TNI seharusnya jadi garda terdepan, tetapi selama ini posisinya hanya diperbantukan," jelasnya.
Harits lantas berharap kepada kedua institusi tersebut agar lebih solid ke depan dalam menangani kasus terorisme.
Dengan demikian, kata dia, koordinasi sangat diperlukan agar mampu menyelesaikan masalah tersebut.
"Semoga koordinasi makin solid dan ego sektoral bisa di minimalkan. Serius bekerja untuk rakyat dan negara," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News