GenPI.co - Akademisi Politik Philipus Ngorang blak-blakan menilai bahwa Kritik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat hanya seperti ucapan spontan saja.
Menurutnya, hal itu tergambar dalam pemilihan ungkapan Jokowi: The King of Lip Service.
"Ungkapan itu membuat unggahannya jadi seperti kata-kata spontan saja, apalagi itu diucapkan dalam bahasa Inggris," ujar Philipus Ngorang kepada GenPI.co, Rabu (7/7).
Philipus Ngorang mengatakan bahwa masyarakat yang tak mengerti bahasa Inggris mungkin akan merasa biasa-biasa saja dengan ungkapan itu.
"Namun, kalau masyarakat yang paham bahasa Inggris, ungkapan spontan itu bisa menjadi berbahaya," katanya.
Oleh karena itu, Philipus Ngorang menilai wajar jika banyak pihak yang akhirnya marah dengan unggahan BEM UI itu.
"Lip service itu pembual, kan? Masak presidennya disebut pembual?" ungkapnya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai bahwa ungkapan itu pun sama sekali tidak benar.
Philipus Ngorang pun mempertanyakan mengapa mahasiswa bisa membuat ungkapan yang seperti itu.
"Bagaimana bisa mahasiswa membuat pernyataan, tapi tak didasarkan pada dasar pemikiran yang kuat?" pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News