GenPI.co - Eks kader Demokrat Ferdinand Hutahaean angkat bicara soal penangkapan terhadap dua orang berinisial N dan B di Semarang oleh pihak petugas dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng)
Kedua orang itu dianggap sebagai provokator yang ingin menggerakan masyarakat untuk melakukan demo tolak PPKM pada Sabtu (24/7) kemarin.
Kepada JPNN, Ferdinand menyebut orang ini bisa jadi hanya bagian kecil dari sebuah gerakan besar yang ingin membuat rusuh di tengah pandemi Covid-19.
"Saya menduga kuat pelaku N dan B ini hanyalah pion yang digerakkan oleh kekuatan tertentu,” katanya, Sabtu (27/7).
Kekuatan tersebut menurutnya adalah pihak-pihak yang berpaham anti-Pancasila. Bisa juga para politisi busuk dan para koruptor yang menggunakan uang kotor untuk membiayai aksi-aksi seperti ini.
"Tidak mungkin mereka berdiri sendiri tanpa ada yang menggerakkan dan membiayai," lanjut Ferdinand.
Karenanya, mantan pimpinan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) ini mendesak pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan demi mengungkap jaringan yang lebih luas.
Dia juga meminta Polda Jateng melimpahkan kasus ini agar ditangani langsung oleh Bareskrim Polri.
“Saya mendesak Bareskrim Mabes Polri untuk mengambil alih kasih ini dan mengusut tuntas siapa-siapa aktor dibalik N dan B,” tegas Ferdinand Hutahaean.
Sebagaimana diketahui, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy, perencanaan aksi demo tolak PPKM tersebut sempat dibahas melalui rapat virtual dengan aplikasi Zoom serta ada percakapan grup WhatsApp.
Iqbal juga menyebut dari percakapan via WhatsApp itu terungkap ajakan aksi disebar di wilayah Semarang, Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kudus.(JPNN/GenPI)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News