GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan komentarnya terkait tidak jadinya aksi demo “Jokowi Endgame” di depan Istana Kepresidenan Jakarta, padahal 3.385 personel TNI-Polri sudah bersiaga.
Menurutnya, kejadian itu membuktikan adanya kepanikan terkait keadaan di negara ini.
“Itu sebenarnya tes ombak doang, tetapi buzzer langsung dikerahkan untuk menuduh berbagai pihak,” ujarnya dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (25/7).
Rocky mengatakan bahwa seruan ‘Jokowi Endgame’ hanya aksi iseng dua-tiga orang yang membuat panik para penjilat istana.
“Kejadian itu menguji psikologi massa, padahal tak mungkin ada demo arahnya dari Glodok ke istana,” katanya.
Akademisi itu pun menilai bahwa faktor lain yang membuat peristiwa tersebut heboh adalah ketidakmampuan istana untuk mendeteksi keadaan.
“Jika suatu waktu ada hal yang serius, kekuasaan akan bohong lagi. Mana mungkin kekuasaan tidak tahu tentang kondisi para pembuat meme itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rocky itu memaparkan bahwa hal tersebut itu adalah contoh dari kepanikan kekuasaan, sehingga timbul ketidakpercayaan di antara mereka.
“KSP tidak percaya dengan istana, lalu istana tidak percaya pada aparat di bawah. Kekacauan informasi itu yang membuat polisi kerepotan,” paparnya.
Rocky menuturkan bahwa aparat kepolisian yang sudah diturunkan ke jalan itu hanya berniat untuk melaksanakan tugasnya dalam memantau dan mengamankan negara.
“Polisi itu akhirnya bingung apa yang sebenarnya terjadi,” tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News