GenPI.co - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mendadak melakukan somasi dan tidak segan mempolisikan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Somasi itu menyikapi temuan ICW yang bertajuk 'Polemik Ivermectin: Berburu Rente di Tengah Krisis'.
ICW menemukan bahwa Moeldoko memiliki hubungan dengan sejumlah pihak di perusahaan produsen Ivermectin, PT Harsen Laboratories.
Merespons hal tersebut, Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute) Muhammad Mualimin memberikan kritikan menohok kepada Moeldoko dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Salah Moeldoko sendiri kenapa genit. Dia KSP, digaji rakyat, tapi malah jelalatan membajak Partai Demokrat dan ngurusin obat Ivermectin," jelas Muhammad Mualimin kepada GenPI.co, Jumat (30/7).
Menurut Mualimin, sikap ICW sudah benar sebagai LSM. Sebab, Tugas ICW prinsipnya mengawasi dan memantau kinerja pejabat.
"Dengan main ancam mempolisikan ICW, Moeldoko hanya menunjukkan dirinya tidak demokratis dan tak cocok menjadi Capres Indonesia kapan pun," jelasnya.
Tak hanya itu, Muhammad Mualimin juga sangat menyayangkan Presiden Jokowi enggan tegas terhadap Moeldoko.
Pasalnya, Moeldoko sudah memiliki catatan buruk yang membuat wajah pemerintahan Jokowi tercoreng.
Catatan itu yakni, membajak Partai Demokrat dan ikut terlibat obat Ivermectin serta somasi terhadap ICW.
Untuk itu, seharusnya Jokowi punya ketegasan melakukan evaluasi terhadap Moeldoko
"Masalahnya ideologi Jokowi tidak jelas, demokratis bukan otoriter juga tak sempurna," jelasnya.
Menurut Mualimin, kalau Jokowi demokratis sejati, Moeldoko harusnya sudah dicopot dari dulu.
"Akan tetapi, Jokowi sendiri pribadi penuh kontradiksi, sepertinya tak mau komentar masalah Moeldoko Vs ICW," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News