GenPI.co - Direktur Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara memberikan analisis jika menduetkan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 mendatang.
Menurutnya ada banyak batu sandungan yang harus disingkirkan jika kedua pasangan tersebut mau mulus menuju pilpres mendatang.
"Anies-AHY akan tergantung setting akhir di 2024 nanti, termasuk ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold)," kata Igor di Jakarta, Rabu (4/8).
Melihat kecenderungan ambang batas saat ini, Anies-AHY tidak akan cukup jika hanya disokong oleh Partai Demokrat.
Butuh parpol lain, seperti Nasdem dan PKS yang sebelumnya sudah kepincut dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jika dilihat elektabilitas, kata Igor, maka komposisi yang pas adalah Anies diplot sebagai capres dan AHY sebagai cawapres.
Hal ini, kata Igor, bukan perkara mudah karena kedudukan AHY merupakan ketua umum partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun.
"Problem dari AHY adalah elektabilitasnya tidak seperti bapaknya (SBY) di 2009 yang menyentuh angka premium 25 persen lebih. Sedangkan elektabilitas Anies jauh lebih moncer ketimbang AHY," kata Igor.
Jika memang terwujud, belum tentu juga nanti di 2024 pasangan Anies-AHY bisa mengalahkan Prabowo-Puan.
"Walaupun politik itu 'the art of possibilities', agak sulit juga membayangkan jika Anies Baswedan yang diusung oleh Prabowo dan Gerindra di Pilkada DKI 2017 mau dan bertarung dengan mantan danjen kopassus," pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News