GenPI.co - Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Fuad Thohari blak-blakan mengusulkan agar pinjaman online (pinjol) dihapus.
Pasalnya, menurut Fuad Thohari, Pinjol hukumnya haram karena membuat resah dan rugi sejumlah masyarakat.
Fuad Thohari pun membeberkan, bahwa syariat yang dilanggar adalah adanya bunga yang disebut riba atau penambahan pembayaran bagi yang berutang, dalam Islam sendiri riba dan hukumnya haram.
"Tren pinjaman online ini ternyata tidak ada semangat menolong, semangatnya hanya orang yang meminjamkan ingin mencari untung," kata Fuad Thohari dalam keterangannya secara virtual, Jumat (10/9).
"Tidak ditetapkannya satu tambahan ketika mengembalikan satu pinjaman yang disebut bunga atau riba tadi, padahal yang disebut bunga itu sudah jelas dilarang dalam Islam dan itu haram," sambungnya.
Selain itu, menurut Fuad Thohari, alasan lain terkait pinjaman online atau pinjol ini dalam praktiknya melanggar syariat sehingga hukumnya haram.
"Namanya bunga tambahan yang dipersyaratkan ketika berutang itu hukumnya haram atau riba Dan larangan riba itu sangat keras berlaku bagi siapa saja," tegas Fuad Thohari.
"Pinjol juga jauh dari kata taawun atau tolong meolong misal hari ini pinjam sejuta ketika dibalikin besok 1 juta lebih dan besoknya tambah lagi itu kan merugikan," lanjutnya.
Menurut Fuad Thohari, karena semangat peminjam ini adalah mencari untung, maka soal pinjol ini sangat memberatkan orang yang utang dan ini menimbulkan banyaknya ketidakbaikan atau mudarat.
“Sebaiknya, karena banyak mudarat banyak merugikan, mencekik, dihapus saja dan dilarang," ujar Fuad Thohari.
"Jika seandainya Pinjol ini tidak ada penambahan sesuatu yang disebut bunga, kemudian semangatnya menolong tentu MUI Akan memberikan apresiasi," imbuhnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News