GenPI.co - Pengamat politik Philipus Ngorang ada keresahan tersembunyi dari wacana amendemen UUD 1945.
Terutama, terkait kondisi politik internasional.
“Kemenangan Taliban bukannya tak mungkin akan berdampak pada perpolitikan Indonesia,” ujarnya kepada GenPI.co, Senin (13/9).
Menurut Ngorang, hal itu menimbulkan kekhawatiran terkait pemahaman ideologi di Indonesia.
“Pendukung Taliban yang tersembunyi itu cukup banyak di Indonesia dan itu cukup mengkhawatirkan,” ungkapnya.
Ngorang menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup berani dalam memerangi paham asing yang ekstrem.
“Presiden sebelumnya tak ada yang berani mengambil langkah dalam memerangi paham di luar Pancasila,” tuturnya.
Oleh karena itu, amendemen UUD 1945 bisa ditujukan untuk memastikan ideologi Pancasila tetap terawat di masyarakat Indonesia.
“Mungkin ini terlalu jauh, tetapi bukan tak mungkin kemungkinan itu akan terjadi,” paparnya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya masih butuh kepemimpinan seperti yang dilakukan Presiden Jokowi.
“Jokowi itu keputusannya determinatif, tegas dan jelas. Tidak terburu-buru, tetapi tepat sasaran,” katanya.
Menurut Ngorang, penilaian itu tentu dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar Presiden Jokowi.
“Itu sudah pasti, pihak intelijen dan akademisi di sekitar Jokowi juga mempengaruhi beliau dalam mengambil keputusan,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News