GenPI.co - Tewasnya pimpinan MIT Ali Kalora dan satu anak buahnya di Poso direspons pengamat. Pemerintah ikut terseret dalam hal ini.
Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi buka-bukaan soal ini.
Menurut dia, meski gerakan itu terlihat cukup baik, bukan berarti aparat lengah terhadap sisa kelompok tersebut.
"Hal ini penting, karena ada kekhawatiran aparat keamanan terkesan mengendur usai tewasnya pimpinan MIT," ucap Khairul kepada GenPI.co, Minggu (19/9).
Khairul menjelaskan keadaan itu bisa terjadi lantaran akan lahir pemimpin baru MIT seperti sebelumnya.
Oleh karena itu, dia mendesak aparat keamanan harus ekstra dalam menjalankan operasi di sana.
"Saat terlihat mengendur, berarti memberi ruang dan waktu bagi MIT untuk semacam hibernasi, lalu belakangan muncul kembali dengan leader baru yang bisa saja lebih kuat," jelasnya.
Selain itu, Khairul menyoroti tindakan pemerintah agar bisa segera menyelesaikan operasi tersebut.
Sebab, kata dia, masyarakat sejauh ini cukup sabar menunggu respons atas keberhasilan menumpas teroris di Poso.
"Pemerintah harus mempertimbangkan kekecewaan dan kekhawatiran atas berlarutnya operasi penumpasan MIT. Jadi, jangan sampai surat terbuka seperti kemarin terjadi lagi," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News