Gatot dan Andika Jangan Tarik Institusi TNI Jika Nyapres

27 Oktober 2021 16:20

GenPI.co - Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri menanggapi masuknya nama dua Jenderal TNI dalam hasil survei Lembaga Poltracking Indonesia.

Kedua Jenderal tersebut yakni mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.

Dirinya lantas menimbang kesempatan kedua sosok tersebut untuk menduduki RI 1.

BACA JUGA:  Jenderal Andika Perkasa Bisa Melejit di Pilpres 2024, Analisisnya

“Secara prinsip, setiap warga negara termasuk purnawirawan TNI berhak untuk memilih dan dipilih, termasuk mencalonkan diri sebagai capres,” ujar Gufron kepad GenPI.co, Rabu (27/10).

Kendati demikian, Gufron tetap mengingatkan satu hal yang tidak boleh dilanggar. Yakni mencalonkan diri saat masih menjadi anggota aktif TNI.

BACA JUGA:  KSAD Jenderal Andika Perkasa Ungkap Fakta Mengejutkan

Menurutnya potensi kedua Jenderal tersebut tetap ada. Meski begitu, menurut Gufron, hal tersebut tergantung para pemilih kedepannya.

“Hal yang penting untuk dipastikan adalah kandidat yang berlatarbelakang militer tidak menarik narik institusi TNI ke dalam politik, atau menjadikannya sebagai instrumen politik pemenangan,” katanya.

BACA JUGA:  Jenderal Andika dan Gatot Terganjal Hal yang Sama - Tiket Parpol

Dirinya melarang keras perbuatan tersebut. Sebab, menurut Gufron, langkah itu akan merusak profesionalisme militer tanah air.

“Hal tersebut bukan hanya dilarang, tapi juga akan merusak proesionalisme TNI dan membuka penyimpangan lebih besar yang mengganggu kehidupan politik demokrasi,” tegasnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai dua sosok Jendral TNI belum cukup untuk dilirik publik dalam perhelatan Pilpres 2024.

Menurut Adib, publik di 2024 akan melihat sosok-sosok yang memiliki kemiripan dengan Presiden Joko Widodo dan tokoh-tokoh gubernur yang saat ini sedang moncer.

“Ada Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, dan Prabowo. Publik masih melihat sosok seperti itu untuk 2024. Jadi saya kira isu militer ini tidak terlalu laku menurut saya,” katanya.

Adib juga mengatakan bahwa saat ini masyarakat telah memiliki pandangan berbeda soal pemimpin dari kalangan militer sejak Jokowi menjabat sebagai presiden.

“Karena ketika terpilihnya Jokowi, hal itu membuyarkan cara pandang masyarakat dulu yakni pandangan soal pemimpin dari kalangan militer,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, dirinya bahkan menyebut bahwa Jokowi merupakan prototype pemimpin dari kalangan non-militer yang berhasil mebgalahkan Prabowo 2 kali berturut-turut.

“Jokowi bisa membuktikan bahwa dirinya bisa jadi Presiden sekalipun melawan Prabowo. Ada banyak keunggulan, akan tetapi ada banyak pula kelemahan. Saya kira publik sudah bisa melihat itu,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co