GenPI.co - Ahli hukum tata negara Refly Harun menyoroti sosok KSAD Jenderal Andika Perkasa yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
“Walaupun begitu, Jenderal Andika Perkasa hanya akan menjabat selama satu tahun saja karena dia akan pensiun juga pada 2022,” ujar Refly Harun kepada GenPI.co, Kamis (4/11).
Dirinya lantas menduga Laksamana Yudo Margono akan menggantikan Jenderal Andika setelah dirinya pensiun dari Panglima TNI.
“Bisa jadi, tahun depan yang menjadi Panglima TNI adalah Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki masa pensiun juga pada 2023, jadi digilir diberikan satu tahun-satu tahun,” katanya.
Kendati demikian, dirinya menilai ada permasalahan ketika Jenderal Andika Perkasa maupun Laksamana Yudo Margono yang akan menjabat selama satu tahun tersebut.
“Yang jadi permasalahannya adalah, apa yang bisa dilakukan dengan menjabat selama satu tahun? Kecuali menorehkan tinta emas pribadi, yakni pernah menjadi Panglima TNI,” ujar Refly Harun.
Di sisi lain, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menduga ada dua tokoh kuat di balik diusulkannya Andika.
Kedua sosok tersebut yakni mantan Kepala BIN Jenderal AM Hendropriyono dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sepertinya Andika dan Hendropriyono berhasil meyakinkan Megawati yang merupakan partai politik yang mengusung Jokowi," katanya.
Dirinya mengakui bahwa jabatan panglima TNI merupakan hak prerogratif presiden.
Kendati demikian, Fernando mengatakan bahwa usulan Andika jadi panglima TNI bisa membuka peluang baru untuk kepentingan politik 2024 bagi PDIP.
"PDIP akhirnya punya banyak opsi dalam menentukan langkah politik 2024," ujar Fernando EmaS. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News