GenPI.co - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga blak-blakan menilai ucapan politisi Partai Gerindra Arief Poyuono mengarah ke etnosentrime.
Pasalnya, Arief Poyuono mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menparekraf Sandiaga Uno tak bisa jadi presiden karena bukan orang Jawa.
"Arief Poyuono tampaknya terlalu menggeneralisir orang Jawa," jelas Jamiluddin kepada GenPI.co, Senin (6/12).
Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul itu ungkapan Arief Poyuono seakan menilai pendukung yang berasal dari Jawa pasti akan memilih sukunya.
"Generalisasi seperti itu tentu sangat menyesatkan," tegas Jamiluddin Ritonga.
Sebab, kalau pola pikir seperti itu yang digunakan, semua orang Jawa seolah merupakan tipe pemilih emosional.
"Padahal, realitas politiknya banyak orang Jawa yang termasuk pemilih rasional," ungkapnya.
Pada umumnya, makin terdidik pemilih akan lebih rasional dalam memilih calon presiden (capres).
"Kecenderungan ini yang terus terjadi di Indonesia, yang mana pemilih terbesar saat ini adalah kalangan muda," jelasnya.
Sebab, lanjut Jamiluddin Ritonga, bahwa kaum muda pada umumnya sudah terdidik.
"Jadi, sinyalemen Arief Poyuono orang Jawa akan memilih dari sukunya tampaknya akan terbantahkan pada Pilpres 2024," bebernya.
Kecenderungan tersebut akan terlihat pada pemilih yang terdidik dan masuk tipe pemilih rasional.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News