Status Gunung Berapi Bukan Untuk Meramalkan Kapan Akan Meletus

07 Desember 2021 19:40

GenPI.co - Ahli geologi Surono menegaskan bahwa status yang diberikan kepada gunung berapi bukan untuk meramalkan kapan terjadinya letusan dan seberapa besar.

Status itu adalah hak gunung berapi ketika aktivitasnya meningkat. Di sisi lain, pemberian status itu juga hak masyarakat untuk mengetahui dan membuat keputusan harus berbuat apa.

“Jadi, status ini bukan untuk meramalkan seperti dukun. Status Awas tetapi tidak Meletus pun bisa saja terjadi,” ujarnya dalam webinar “Memahami Gunung Semeru dan Penanganan Bencana”, Selasa (7/12).

BACA JUGA:  Update Korban Gunung Semeru: 34 Meninggal, Puluhan Masih Hilang

Menurut Surono, status gunung berapi diberikan lewat tanda-tanda aktivitas alam yang sudah disepakati.

“Seperti layaknya mendung kita sepakati sebagai tanda-tanda hujan, tetapi Kepala BMKG pun belum tentu bisa jawab apakah akan hujan betulan atau tidak,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Dengan Secuil Asa, Lenny Bergelut dengan Awan Panas Gunung Semeru

Surono mengatakan bahwa bentuk Gunung Semeru yang terlalu lancip dapat menyebabkan ketidakstabilan tanah di sekitar gunung saat terjadi erupsi.

Hal tersebut dapat diperparah dengan curah hujan tinggi yang saat ini terjadi di sekitar Gunung Semeru.

“Hujan dapat menyebabkan longsor atau runtuhnya kubah lava di sekitar Semeru. Bahayanya, di dalam kubah lava itu bisa jadi di dalamnya masih ada lava cair yang masih panas,” katanya.

Selain itu, saat kubah lava runtuh dan terbuka, gas panas dari kubahan lava itu bisa keluar dengan tekanan yang tinggi.

“Gas panas campur debu, pasir, kerikil, dan bongkah batu pun keluar dan menjadi awan panas. Itulah yang disebut dengan awan panas guguran,” ungkapnya.

Surono memaparkan bahwa awan panas guguran Gunung Semeru berbeda dengan letusan Gunung Merapi pada 2010 dan Gunung Kelud pada 2014.

Pasalnya, di Gunung Merapi dan Gunung Kelud, awan panas keluar beserta letusan gunung berapi.

“Awan panas guguran Semeru itu lalu meluncur ke arah tertentu di mana ada bukaan kawah. Kita tahu bahwa kubah lava pasti akan menghasilkan awan panas guguran, tetapi kita tahu kapan akan terjadinya,” tuturnya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co