GenPI.co - Akademisi politik Rochendi menilai presidential threshold 20 persen sebenarnya merugikan partai politik pendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019.
Pasalnya, partai politik pendukung Jokowi pada 2019 tak mendapatkan efek ekor jar (coattail effect), meskipun mereka mendukung pasangan yang menang.
“Lihat saja hasil pemilu kemarin, hanya suara PDIP yang melesat tinggi dan mendominasi. Partai lainnya, terutama yang skalanya lumayan kecil, tak dapat apa-apa,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (21/12).
Rochendi mengatakan bahwa kemenangan Jokowi seharusnya bisa menaikkan suara untuk semua partai politik pengusungnya.
Kenaikan yang dialami tiap-tiap partai politik setidaknya sebesar 10-15 persen dibandingkan dengan perolehan suara di pemilu sebelumnya.
“Pilpres 2019 hasilnya tak bisa dibuktikan secara statistik, lalu suara parpol pendukung Jokowi tidak ikut naik, kecuali PDIP. Ini ada apa?” katanya.
Pakar politik itu pun meminta fakta tersebut bisa digunakan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai pertimbangan untuk membatalkan presidential threshold 20 persen.
Pasalnya, presidential threshold 20 persen membuat masyarakat jengah dan sudah tahu cara bermain para oligarki di pemerintahan.
“Presidential threshold 20 persen itu hanya buat untung segelintir orang saja, meskipun kelihatannya mereka tak menang secara suara elektoral,” ungkapnya.
Seperti diketahui, MK telah menerima gugatan uji materi terhadap presidential threshold dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua Umum Gerindra Feri Juliantono, Anggota DPD Bustami Zainuddin dan Fachrul Razi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News