GenPI.co - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga mendadak menyoroti dukungan masyarakat Persaudaraan Borneo Gemilang untuk Ketua DPD LaNyalla Mahmud Mattalitti maju sebagai capres pada Pilpres 2024.
Menurut Jamiluddin Ritonga, hal tersebut sangat lumrah di Indonesia yang menganut paham demokrasi.
"Hanya saja, dukung mendukung yang mengemuka di Indonesia kerapkali hanya dipermukaan," jelas Jamiluddin Ritonga kepadanya GenPI.co, Minggu (20/2).
Hal itu terjadi karena politik mobilisasi masih dominan di tanah air.
"Oleh karena itu, banyaknya deklarasi terhadap LaNyalla bukan berarti sebagai bukti besaran dukungan terhadapnya," ungkap Jamiluddin Ritonga.
Bisa jadi, deklarasi itu hanya diinisiasi segelintir orang, tapi mereka mampu memobilisasi banyak orang.
"Akibatnya, deklarasi terlihat 'wah' yang mempertontonkan seolah-olah dukungan yang besar terhadap LaNyalla" tutur Jamiluddin Ritonga.
Namun, akademisi dari Universitas Esa Unggul itu melihat dukungan tersebut tidak terlihat pada elektabilitas LaNyalla.
"Praktis hasil survei dari beberapa lembaga survei kredibel, elektabilitas La Nyalla tidak ada sama sekali," lanjutnya.
Meski LaNyalla memiliki banyak dukungan, peluangnya untuk maju capres kecil.
"Perkiraan ini tentu berlaku bila capres mempersyaratkan presidential threshold 20 persen," jelasnya.
Namun, jika MK nantinya meniadakan presidential threshold, peluangnya jadi capres lebih terbuka.
"Sebab, LaNyalla punya finansial yang cukup untuk maju sebagai capres," kata Jamiluddin Ritonga.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News