GenPI.co - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai pintu wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan jabatan Presiden sudah tertutup rapat atas pernyataan pemerintah.
Namun, dia melihat ada peluang dan kemungkinan lain yang akan terjadi, yaitu Pemilu dan Pilpres sesuai jadwal dan salah satu pesertanya adalah Joko Widodo (Jokowi).
“Pemilu memang sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh KPU. Mungkin saja salah satu peserta pemilihan presiden adalah Jokowi. Atau dengan istilah lain yang lebih familiar, Jokowi 3 periode,” kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/3).
Menurut dia, memang Jokowi 3 periode ini lebih rasional daripada penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden, karena masih dalam jalur demokrasi.
Ujang pun tak menampik bahwa hal itu akan terwujud jika dilakukan amandemen konstitusi.
“Sekali lagi, ini hanya analisa saya ya. Isu 3 periode ini lebih memungkinkan daripada perpanjangan jabatan presiden,” tandasnya.
Ujang pun menduga, isu penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden tersebut sengaja dimunculkan untuk melakukan tes ombak dan memetakan kekuatan politik.
“Atau juga untuk mengalihkan perhatian publik terhadap misi yang sebenarnya, yaitu Jokowi 3 periode,” ungkapnya.
Ujang pun mengaitkan analisanya dengan pernyataan Presiden Jokowi saat menanggapi isu penundaan Pemilu baru-baru ini, bahwa Presiden akan tetap berpegang teguh pada konstitusi.
“Nah, bisa saja konstitusi yang dimaksud itu adalah konstitusi yang sudah diamandemen nantinya. Siapa yang tahu?,” bebernya.
Ujang mengatakan, jika memang pada akhirnya Jokowi menjadi peserta Pemilu atau Pilpres, dan bahkan memenangkan kontestasi politik tersebut, ya sah-sah saja apabila amandemen konstitusi sudah dilakukan.
“Intinya ini adalah politik, tidak ada yang tidak mungkin,” kata Ujang Komarudin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News