GenPI.co - Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 terlalu banyak gimik.
Menurutnya, hal tersebut berpotensi menimbulkan kebosanan publik terhadap capres yang akan berkompetisi dalam Pilpres 2024.
"Kebosanan publik bisa terjadi jika capres hanya berputar dengan tingkah atau polah yang sama," ujar Ray kepada GenPI.co, Senin (23/5).
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah memiliki kriteria capres. Salah satunya, yakni capres yang tidak sekadar sowan dan safari politik saja.
Pasalnya, menurut dia, tokoh yang digadang akan menjadi capres saat ini hanya melakukan hal yang tidak substantif.
"Mereka mencari figur yang lebih dari sekedar memperlihatkan gimik atau berkeliling silaturahmi ke sana-sini," tuturnya.
Meskipun hal tersebut perlu dilakukan, tetapi Ray menegaskan harus ada misi kebangsaan yang dibawa saat sowan politik.
"Misalnya, membawa isu kebangsaan dalam perbincangan," kata Ray.
Oleh sebab itu, Ray menduga tokoh-tokoh lain tanpa gimik berpotensi dilirik para pemilih.
"Jadi, ruang untuk tokoh lain masih sangat mungkin untuk masuk. Khususnya, jika tokoh tersebut masuk dari sudut isu penting," ujar Ray Rangkuti.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News