MUI Blak-blakan: Khilafah Tak Identik dengan Terorisme

05 Juni 2022 06:30

GenPI.co - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan Prof KH Najamuddin blak-blakan merespons adanya kelompok tertentu menyalahartikan khilafah dalam setiap kegiatannya menjadi bagian dari terorisme.

Hal tersebut dibeberkan KH Najamuddin melalui siaran pers yang diterima di Makassar, Sabtu (4/6/2022).

"Khilafah tidak identik dengan terorisme dan khilafah tidak boleh disalahartikan," tegas KH Najamuddin.

BACA JUGA:  Ada Ancaman Nyata, Peneliti BRIN Kuak Bahaya 2022: Semua Waspada

Prof KH Najamuddin mengungkapkan, khilafah dalam arti kepemimpinan adalah sesuatu yang wajib dalam pandangan Islam.

Menurut KH Najamuddin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan, jika kalian bertiga keluar dari daerah angkatlah satu pemimpin dalam perjalanan.

BACA JUGA:  Suami Puaskan Anu Istri dengan Mulut, Ini Kata Ustaz

"Jika tiga saja harus ada pemimpin, dalam komunitas Rukun Tetangga atau Rukun Warga (RT/RW), hingga negara perlu ada pemimpin," jelas KH Najamuddin.

Oleh sebab itu, kepemimpinan disesuaikan dengan kebutuhan satu komunitas, ada berbentuk monarki dalam berbagai bentuknya seperti kerajaan (mamlakah), ada berbentuk republik, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:  AKBP Raden Brotoseno Sakti? Pengamat Sebut Kapolri Listyo Sigit

Menurut KH Najamuddin, tidak ada model yang baku ditawarkan Islam, kecuali hanya prinsip-prinsip seperti musyawarah dan lain-lain.

"Dari sistem itu, maka ada pemimpin dijuluki Amir, Rais Daulah, Almalik, Sultan, dan sebagainya. Semua itu sebenarnya adalah eksistensi manusia sebagai khalifah," beber KH Najamuddin.

KH Najamuddin menilai, jika ada orang muslim Indonesia yang tidak mengakui pemerintahan yang sah, mulai dari kecamatan hingga negara, bahkan ada niat untuk melakukan separatis, maka bisa saja dia masuk dalam kategori orang yang tidak berbaiat.

Menurut Ketua MUI Sulsel itu, Rasulullah menyebutkan, siapa yang tidak berbaiat, jika mati, matinya dalam keadaan jahiliyah atau kafir.

"Kesiapan kita mengikuti aturan negara dan tunduk aturan negara, pada hakikatnya kita berbaiat kepada NKRI yang menjadi kewajiban kita selaku Muslim di Indonesia," jelas KH Najamuddin.

Oleh sebab itu, perlu dipahami khilafah dengan makna yang sebenar-benarnya, agar tidak terjadi pemahaman yang mengarah kepada ekstremisme dan radikalisme.

Memahami substansi khilafah dalam bingkai Kesatuan Negara Republik Indonesia.

"Pancasila bagi bangsa Indonesia sudah final. Founding father kita yang terdiri dari ulama, menganalogikan dengan Piagam Madinah yang pernah dibuat Nabi dalam menyatukan elemen umat dalam bingkai negara Madinah," kata KH Najamuddin.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengasumsikan konvoi kendaraan bermotor dengan membawa spanduk bertuliskan 'Kebangkitan Khilafah' oleh kelompok Khilafatul Muslimin, belum lama ini di Jakarta dinilai bisa berpotensi mengarahkan dan melahirkan paham terorisme.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co