GenPI.co - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan empat alasan Partai Gerindra, PKS, PKB, Partai NasDem dan Partai Demokrat sulit bergabung dalam sebuah koalisi untuk Pilpres 2024.
Pertama, kesulitan dalam menentukan leader antara Prabowo Subianto, Surya Paloh, dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terlebih, di belakang AHY tentu ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Ini tidak mengecilkan peran tokoh PKB dan PKS, tetapi kira-kira dari tiga tokoh itu agak sulit juga menentukan siapa yang mau mengalah," kata Direktur CPA-LSI Denny JA Ade Mulyana di Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Menurut dia, meskipun Prabowo Subianto sudah berkali-kali mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres, tetapi masih ada Surya Paloh dan AHY dengan SBY yang dua kali menjabat presiden di belakangnya.
Kedua, belum tuntasnya pemilihan terkait sosok capres dan cawapres yang akan diusung.
"Tiap partai sudah memiliki tokoh masing-masing yang ingin diunggulkan menjadi capres dan cawapres," jelasnya.
Ketiga, masih adanya kemungkinan antara partai tersebut bergabung ke poros yang sudah ada.
Dia menyampaikan ada kemungkinan Partai Gerindra dan PKB bergabung dengan PDIP.
Selain itu, ada kemungkinan Partai Demokrat dan PKS bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang di dalamnya ada Partai Golkar, PAN dan PPP.
Keempat, terkait posisi Partai Gerindra yang berada di atas angin.
“Pasalnya, Gerindra hanya membutuhkan satu partai untuk mendapatkan tiket pertarungan di Pilpres 2024," pungkasnya. (mcr8/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News