GenPI.co - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menyoroti banyaknya kader Partai Demokrat di daerah yang memutuskan untuk keluar.
Menurut Fernando, mundurnya beberapa kader potensial Partai Demokrat di banyak daerah membuktikan ketidakmampuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memimpin Partai Demokrat.
"Sejak awal saya sudah memperkirakan akan terjadi kekisruhan di dalam internal Partai Demokrat pasca musda daerah (musda) provinsi maupun musyawarah cabang (kabupaten/kota)," ujar Fernando kepada GenPI.co, Rabu (3/8).
Sebab, kata Fernando, dirinya melihat kepemimpinan AHY terkesan sangat tidak demokratis.
Ditambah lagi, sistem pemilihan ketua Partai Demokrat tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota tidak mutlak ada pada hasil musda dan muscab.
"Alhasil, sangat berpotensi untuk dilakukan transaksional agar seseorang terpilih sebagai ketua," tuturnya.
Selain itu, menurut Fernando, gaya kepemimpinan AHY yang memimpin Partai Demokrat seolah seperti perusahaan, bukan sebagaimana layaknya sebuah organisasi.
Fernando menyebut AHY sebaiknya jangan berharap bisa menjadi presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2024.
Pasalnya, AHY tak mampu memimpin Partai Demokrat dan bahkan menjadi amburadul.
"Hal itu juga berpotensi perolehan suaranya akan anjlok dari perolehan pemilu 2019," ungkapnya.
Seperti diketahui, Ketua DPD Partai Demokrat Kepulauan Riau, Asnah, mengundurkan diri dari partai berlambang Mercy tersebut.
Tidak hanya itu, pemundurannya juga disusul sejumlah pengurus dan anggota lainnya.
Di sisi lain, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yakni Amirullah Nur, juga mengundurkan diri. Saat ini Amirullah menjadi anggota biasa. Kemunduran Amirullah ternyata juga diikuti 14 pimpinan anak cabang (PAC). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News