Amarah Ketua IPW Meledak Saat Ditelepon Anggota DPR, Bongkar Kelakuannya

27 Agustus 2022 10:40

GenPI.co - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso akhirnya blak-blakan terkait salah satu anggota DPR RI yang menghubunginya untuk memengaruhi kasus kematian Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal tersebut diungkapkan Sugeng Teguh kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Selain ada upaya memengaruhi dari anggota DPR, Sugeng Teguh membeberkan upaya yang sama juga datang dari perwira polisi berpangkat komisaris besar atau kombes.

BACA JUGA:  Khasiat Akar Bahar Tak Bisa Disepelekan, Sangat Ampuh untuk Pengobatan Medis dan Mistis

"Pokoknya ada dua orang memengaruhi saya, yang satu anggota DPR, yang satu dari kepolisian," kata Sugeng Teguh.

Sementara itu, ada satu lagi anggota DPR yang juga mengontaknya, tapi tidak ada upaya memengaruhi.

BACA JUGA:  Khasiat Neurobion Putih dan Neurobion Forte Sangat Dahsyat, Kamu Harus Tahu

"Satu anggota DPR hanya bertanya latar belakang saja. Saya jelaskan kenapa IPW punya sikap untuk membentuk tim gabungan tim pencari fakta dan nonaktifkan padahal waktu itu informasi masih gelap," kata Sugeng Teguh.

Awalnya, MKD mempertanyakan mengenai adanya informasi bahwa anggota DPR menghubungi Sugeng Teguh pasca ramai pemberitaan tentang kematian Brigadir J pada 11 Juli 2022.

BACA JUGA:  Ketiban Hoki Bikin Rezeki Nomplok, Cek Cuan Zodiak Aries, Cancer, Capricorn

Menjawab pertanyaan itu, Sugeng Teguh pun akhirnya menceritakan kronologisnya.

Sugeng Teguh mengaku ada dua anggota DPR yang menghubungi via telepon, tetapi dia tidak menyebutkan siapa saja anggota DPR tersebut.

"Pada tanggal 12 Juli, baru masuk ini. Kalau tidak salah 12 Juli malam, ada 2 anggota dewan," jelas Sugeng Teguh.

Menurut Sugeng Teguh, satu anggota DPR awalnya mengirimkan pesan via WhatsApp.

Adapun pesan yang dikirim ialah link pemberitaan di mana Komnas Perempuan menilai Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo perlu mendapat perlindungan.

"Satu mengirim WA, berita dari Komnas Perempuan. Intinya bahwa nyonya PC harus dilindungi. Ternyata sekarang tersangka," jelas Sugeng Teguh.

Namun, karena banyak chat WA yang masuk ke ponselnya, pesan tersebut tidak dibaca, sampai kemudian anggota DPR terkait menghubunginya via telepon.

Saat telepon itu, Sugeng Teguh sempat merasa tersinggung dengan perkataan anggota DPR.

Pasalnya, anggota DPR memanggil Sugeng Teguh dengan kata ganti "Dinda".

"Karena saya tersinggung ketika dia bilang panggil, Dinda. Orang ini saya tidak tahu, saya tidak sebut. Memang dia anggota dewan, dia apakah lebih tua dari saya atau tidak, yang pasti saya tidak pernah adik asuhnya," tegas Sugeng Teguh.

Meski begitu, Sugeng Teguh kemudian menyiratkan latar belakang anggota DPR yang dimaksud.

Sugeng Teguh pun menyebut bahwa anggota dewan tersebut pernah menjadi pengurus di salah satu organisasi HAM.

Pada waktu itu, Sugeng Teguh sudah menjadi wakil ketua organisasi tingkat nasional di Jakarta.

"Jadi saya tersinggung. Eh, jadi Anda memanggil saya dinda. Dan Anda kanda," saya bilang. Di telepon, saya marah. Tapi dia akhirnya kaget, rupanya saya tidak bisa digertak." Beber Sugeng Teguh.

Merespons hal itu, Sugeng Teguh lantas menegaskan agar anggota DPR terkait tidak coba-coba bermain-main.

Setelah melakukan komunikasi via telepon, Sugeng Teguh bertemu langsung dengan anggota DPR tersebut.

Sugeng Teguh membeberkan, bahwa dalam pertemuan itu, anggota DPR tersebut membahas perihal Ferdy Sambo.

Anggota DPR itu menyebutkan kepada Sugeng Teguh, bahwa Ferdy Sambo merupakan korban, bahwa Sambo sedang dizalimi, bahwa Sambo merasa harga dirinya terinjak-injak dan Sambo sangat menyesal kenapa bukan dia saja yang menembak Brigadir J.

"Saya dengarkan. Jadi bagaimana, bos. Ya begitu. Jadi kejadiannya seperti itu. Bahwa dia itu istrinya dilecehkan. Persis sama dengan yang sama dilontarkan Karopenmas," jelas Sugeng Teguh.

Namun, kemudian hari, anggota DPR itu justru tersinggung dengan Sugeng Teguh.

"Justru dia yang tersinggung chat panjang. Bang kan saya nggak bilang abang memengaruhi Abang di publik. Ada masalah apa saya bilang," ungkap Sugeng Teguh.

Tak hanya itu, selain dihubungi anggota DPR, Sugeng Teguh juga sempat dikunjungi oleh perwira menengah polisi berpangkat kombes pada 15 Juli.

"Ada satu Kombes Baintelkam datang menemui saya. Sama ceritanya persis seperti anggota DPR yang pertama. Pelecehan. Kemudian korban. Dia marah. FS itu tidak ada di lokasi. Sedang PCR," beber Sugeng Teguh.

Meski begitu, dari tiga komunikasi itu, Sugeng Teguh memastikan bahwa pihak-pihak yang menghubungi dirinya tidak menawarkan transaksi apa pun, terutama penawaran uang terhadapnya dalam kaitan kasus Ferdy Sambo.

"Saya kan menganalisis dan saya punya informasi. Jadi saya tetap. Tidak ada pada mereka tawaran uang sama saya. Karena selama saya menjadi aktivis nyaris tidak ada yang berani nawarin duit ke saya," kata Sugeng.

"Jadi itu pak. Jadi tiga ini. Jadi kalau mau didalami saya berharap ini informasinya sampai di sini saja. Tapi kalau di dalami tertutup. Saya minta tertutup tentang identitas," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co