GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengaku tak kaget mendengar anggaran cetak kalender DPR senilai Rp 955 juta.
Hal tersebut dia ucapkan untuk menyoroti pernyataan Sekjen DPR RI Indra Iskandar yang mengatakan biaya tersebut digunakan guna mencetak kalender 2023.
Menurut Lucius, kehebohan anggaran proyek yang fantastis dengan urgensi yang minimalis bukan hal yang baru di DPR.
“Sampai sekarang, salah satu isu penting yang membuat DPR masih bisa dibicarakan publik ya justru karena proyek-proyek fantastis itu,” ujar Lucius kepada GenPI.co, Rabu (31/8).
Oleh sebab itu, menurutnya, Indra Iskandar juga tidak perlu terlihat kaget dengan suara publik yang lagi-lagi muncul menyambut rencana pencetakan kalender itu.
“Apalagi menuduh pada pengeritik cuma untuk cari panggung,” tuturnya.
Lucius juga mengatakan kritikan yang diungkapkan Indra seolah-olah memperlihatkan wajah Sekjen yang lebih politis dibandingkan dengan politikus di DPR.
Sebab, menurut Lucius, bukan hanya anggaran kalender yang membuat publik terkejut, melainkan hadirnya cara berpikir atau mental tradisional di parlemen.
“Kenyataan di tengah upaya DPR membangun citra parlemen Modern, mereka justru masih menunjukkan cara tradisional atau bahkan primitif,” ujar Lucius.
Sebelumnya, Indra merespons kritik Formappi yang meminta anggaran kalender itu disetop.
Menurutnya, Formappi hanya mengulang-ngulang pernyataan yang sama terkait kesulitan rakyat. Oleh sebab itu, dirinya merasa DPR tak boleh berbuat apa-apa.
Dirinya lantas menuding Formappi sedang mencari panggung atas kritik yang dilempar ke DPR.
“Itu harus punya pemahaman yang komprehensif. Jangan cuma nyari panggung," ujar Indra.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News