GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mencurigai agenda fit and proper test anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang digelar Komisi XI.
Menurutnya, tidak ada pengawasan publik dalam agenda tersebut. Oleh sebab itu, dia menduga akan ada banyak anggota parpol yang akan memanfaatkan jabatan anggota BPK.
“Sangat mungkin digunakan untuk mengamankan kepentingan calon-calon dari kalangan parpol,” ujar Lucius kepada GenPI.co, Selasa (20/9).
Selain itu, dirinya juga menduga akan ada titip-menitip kepentingan parpol pada calon anggota BPK.
Oleh sebab itu, menurutnya, proses yang minim partisipasi publik bisa menjadi ajang pemilihan yang transaksional.
“Proses pemilihan yang transaksional akan menjadikan uang atau modal dengan jumlah terbesar yang akan menentukan hasil akhir,” tuturnya.
Lucius mengakui bahwa proses pemilihan yang transaksional memang sangat menggiurkan bagi anggota BPK dan DPR.
“Sejumlah kasus sebelumnya sudah terbukti, yakni kasus pemilihan deputi gubernur BI merupakan catatan kelam proses seleksi penuh rekayasa di DPR,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut sangat berkaitan dengan urusan kepentingan politik dan suap-menyuap guna membeli suara dukungan anggota DPR.
“Semuanya menjadi mungkin terjadi pada sebuah proses yang serbasepi dari perhatian publik seperti seleksi anggota BPK itu,” pungkas Lucius Karus. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News