GenPI.co - Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menyayangkan adanya aksi penangkapan sejumlah warga yang memprotes soal penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Menurut dia, bukan KTT G20 namanya kalau tanpa partisipasi rakyat.
"Biar itu jadi misteri, terjemahkan saja sendiri. G-nya, kan, Great 20, kalau tanpa partisipasi rakyat, dia menjadi S20. Apa S-nya? Silakan terjemahkan sendiri," ucap Haris di Amaris Hotel Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (20/11).
Haris menerangkan pemimpin negara-negara yang ada di G20 tentu membuat kebijakan yang akan berdampak kepada rakyat mereka.
"Kalau tidak melibatkan warga, bagaimana? Memangnya, mereka yang 20 orang (pemimpin, red) bisa membuktikan bahwa semua negara sudah konsultasi sama rakyat? Kan, enggak ada," ungkapnya.
Haris menyampaikan masih bagus warga berpartisipasi untuk datang sendiri secara gratis dan tak dibiayai.
"Ini malah ditangkapi, digebuki, dan dibubarkan begitu," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 26 mahasiswa Indonesian People’s Assembly (IPA) NTB ditangkap kepolisian karena melakukan aksi unjuk rasa mengkritisi KTT G20 pada Selasa (15/11).
Adapun penangkapan tersebut terjadi di dua titik aksi, yakni di Mataram dan Lombok Timur.
Koordinator LBH Mataram Badarudin menyebut polisi membubarkan mahasiswa saat ingin menggelar unjuk rasa di Bundaran Bank Indonesia, Mataram, NTB.
Setelah itu, massa diangkut kepolisian dan dibawa paksa ke kantor Kepolisian Resor Kota Mataram.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News