Perludem Beber Potensi Politik Jual Beli di Indonesia

21 November 2022 18:30

GenPI.co - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan politik jual beli rentan terjadi di Indonesia.

Titi menjelaskan hal tersebut bisa terjadi karena adanya anomali dalam sistem pemilu Indonesia.

Dia menilai sistem pemilu serentak berpotensi menimbulkan rekayasa perilaku pemilih.

BACA JUGA:  Pakar: Ada 2 Gaya Personal Figur Pemimpin pada Pemilu Pascareformasi

Faktor terkuatnya, yakni pemilu legislatif dan pemilihan presiden yang digelar serentak berpotensi yang menimbulkan efek ekor jas atau coat tail effect.

"Mereka bakal memilih partai politik yang mengusung atau mengusulkan calon presiden yang akan dipilih," ucap dia dalam acara KedaiKopi di Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (20/11).

BACA JUGA:  Jenderal Andika Perkasa Siap Bantu KPU dan Bawaslu Sukseskan Pemilu 2024

Titi menyampaikan Indonesia perlu belajar dari Brasil yang melakukan pemilu serentak dengan 11 pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Menurut Titi, sebenarnya Brazil dan Indonesia memiliki sistem yang hampir sama.

BACA JUGA:  Wamendagri Sebut 4 DOB Papua Siap Mengikuti Pemilu 2024

"Akan tetapi, adanya ambang batas pencalonan presiden yang angkanya berasal dari pemilu masa lampau menjadikan sistem presidensial rasa parlementer," terangnya.

Titi beranggapan ambang batas pencalonan capres dan cawapres berpotensi membuka ruang transaksi politik apabila persentase partai tidak terpenuhi.

Dia juga menyoroti dalam 11 bulan ke depan, masyarakat akan terus disajikan pemberitaan soal pertemuan para elite.

Di sisi lain, Titi menganggap masyarakat yang disuguhkan pemberitaan tersebut tak mengetahui isi pertemuan.

Dengan demikian, kata dia, ada kemungkinan terjadinya transaksi politik di dalam pertemuan tersebut.

"Akhirnya sistem yang dihasilkan hanya anomali dari praktik yang sepertinya bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki situasi politik dan pemerintahan," tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co