Pengamat Sebut Sistem Proporsional Tertutup Bisa Menggerus Demokrasi

12 Januari 2023 20:30

GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup belum ideal untuk diterapkan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan untuk menyoroti isu terkait sistem proporsional tertutup yang akan diterapkan dalam Pemilu 2024.

Sistem tersebut juga awalnya disuarakan oleh Ketua KPU Hasyim Asy’ari.

BACA JUGA:  Perppu Cipta Kerja Diteken, Pengamat: Wibawa Mahkamah Konstitusi Tergerus!

Ide tersebut juga didukung oleh satu parpol, yakni PDIP.

"Akan tetapi, saya melihat sistem proporsional terbuka lebih baik dan memiliki keunggulan dari pada tertutup," ujar Adib kepada GenPI.co, Kamis (12/1/2022).

BACA JUGA:  Pengamat Beber Ketakutan Megawati Soekarnoputri Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres PDIP

Menurutnya, sistem proporsional tertutup hanya akan menggerus demokrasi tanpa memberikan pilihan bagi rakyat.

"Sebab, hal tersebut memberi peluang parpol untuk mengebiri suara rakyat," terang dia.

BACA JUGA:  Megawati Belum Umumkan Capres dari PDIP Jadi Sorotan Pengamat

Dirinya juga menilai sistem proporsional tertutup itu bisa menjadi alarm bagi demokrasi yang mengkhawatirkan oligarki.

"Sistem tersebut membuat masyarakat tak bisa memilih sosok yang diinginkan. Dengan demikian, masyarakat tidak akan bisa menyesuaikan seleranya," kata dia.

Adib turut meyakini sistem tersebut hanya akan melahirkan caleg yang disukai parpol dan didukung cukuong atau oligarki poltik.

"Jadi, orang yang bisa membawa pundi-pundi angka yang banyak kepada partai dan membawa pengaruh sudah pasti dipilih oleh partainya," tutur Adib.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co