GenPI.co - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam memberikan klarifikasi mengenai perundungan peserta pendidikan dokter spesialis di rumah sakit pemerintah.
Bentuk perundungan itu diantaranya berupa waktu siaga pelayanan melebihi batas wajar, pemakaian iuran dan pernyataan memakai kata-kata kasar.
Ari Fahrial Syam mengatakan Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) perlu jam jaga yang lebih sehingga akan mendapat pengalaman yang lebih luas.
Dia mencontohkan semisal dokter bedah maka ponselnya harus siaga 24 ham sehingga ketika rumah sakit menghubungi pun siap.
Kondisi seperti itu termasuk yang dialami dirinya selama 33 tahun ini berprofesi sebagai dokter. Dia menyebut ketika ada pasien di rumah sakit perlu tindakan maka harus selalu siap.
Sedangkan bentuk perundungan berupa penggunaan kata-kata kasar, hanya ditemukan dalam satu atau dua kasus saja.
“Kasusnya tidak sampai puluhan maupun ratusan. Tetapi hanya satu atau dua kasus,” katanya dikutip dari Antara, Senin (21/8).
Selanjutnya mengenai penyalahgunaan dana iuran peserta didik untuk kepentingan pribadi senior, perlu adanya investigasi mendalam oleh tim Inspektorat Kemenkes.
Ari mengatakan rumah sakit pada dasarnya memiliki keterbatasan, sehingga ada dokter yang harus keluar dana demi keperluan darurat pengadaan obat.
“Pengumpulan dana iuran peserta didik menjadi positif jika transparan dan untuk kegiatan positif. Saya tidak setuju kalau untuk biaya kepentingan pribadi senior,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News