GenPI.co - Penyidik KPK menerapkan pasal pemerasan dalam penyidikan kasus dugaan korupsi di Kementan. Sejumlah pihak pun telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan pasat pemerasan yang dimaksud yakni sesuai Pasal 12 (e) UU Tindak Pidana Korupsi.
Dia mengungkapkan pertajara tersebut memiliki kaitan dugaan korupsi untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.
“Atau juga dengan penyalahgunaan kekuasan memaksa orang memberikan sesuatu,” katanya dikutip dari Antara, Sabtu (30/9).
Penyidik KPK telah resmi meningkatkan status dugaan korupsi di Kementan itu dari yang sebelumnya penyelidikan menjadi penyidikan.
Ali mengungkapkan sejumlah pihak pun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Namun belum bisa diumumkan mengenai siapa saja mereka.
Ali Fikri menyampaikan penyidik saat ini masih dalam proses penyidikan serta mengumpulkan sejumlah alat bukti.
Dalam prosesnya, penyidik melakukan penggeledahan di rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang berada di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan pada Kamis (28/9).
Ali Fikri mengatakan dalam penggeledahan itu penyidik menyita sejumlah dokumen dan uang tunai sekira puluhan miliar.
“Ada beberapa dokumen, termasuk catatan keuangan maupun pemberian aset serta lainnya yang terkait perkara,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News