GenPI.co - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan tidak akan mencabut pernyataannya yang mengimbau supaya masyarakat tidak pilih pemimpin yang pandai bicara manis.
Dia mengaku sebagai Menteri Agama memiliki kewajiban menyampaikan kepada seluruh umat beragama agar tidak pilih pemimpin yang memakai agama untuk alat politik.
“Enggak (dicabut). Sebagai Menteri Agama, saya punya kewajiban agar seluruh umat menjaga agamanya masing-masing,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (5/10).
Yaqut sebelumnya menyampaikan supaya tidak memilih pemimpin berdasar fisik rupawan, pandai bicara dan memakai agama sebagai alat politik.
Hal itu dikatakannya saat acara Doa Bersama Wahana Nagara Rahaja yang digelar di Solo pada Jumat (29/9) lalu.
Yaqut pun membantah pernyataan itu menimbulkan kegaduhan masyarakat. Sebab, menurutnya imbauan itu adalah suatu norma subjektif untuk publik.
“Salahnya di mana kok gaduh? Saya ini menyampaikan norma yang benar, objektif menurut saya. Pilih yang rasional, dengan pertimbangan yang benar-benar untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketum PKB sekaligus bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyebut pernyataan Yaqut itu seperti seorang buzzer.
Saat disinggung mengenai adanya gesekan pada Partai Kebangkitan Bangsa, Yaqut mengungkapkan tak mengetahuinya. Sebab dirinya adalah pengurus PKB nonaktif.
“Mau disebut buzzer, disebut apa, selama saya menyampaikan apa yang saya yakini sebuah kebenaran, ya silakan sebut apa saja,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News